Jalin Ukhuwah

Jalin Ukhuwah

waKTu sHoLat

Cermin Diri

Dalam riwayat Asakir dari al-Ashma’y disebutkan bahwa Abu Bakar jika dipuji beliau berdo’a “Ya Allah Engkau lebih tahu tentang diriku dan saya lebih tahu dari mereka. Ya Allah berikan kebaikan padaku dari apa yang mereka sangkakan. Ampunilah aku dari apa yang mereka tidak tahu dan jangan azab aku dari apa yang mereka katakan.”

=================================================

Saat kita menanam padi, rumput pun ikut tumbuh. TAPI..saat kita menanam rumput, tidak pernah tumbuh padi. Dalam melakukan kebaikan, kadang-kadang hal yang buruk turut menyertai. Namun, saat melakukan keburukan, tidak ada kebaikan bersamanya. Jangan bosan untuk berbuat baik, meski kadang tidak sempurna. Manusia menjadi sempurna justru karena memiliki Kekurangan disamping kelebihannya & Kelemahan selain kekuatannya…

thiNk aBout...

Menyendiri lebih baik dari pada berkawan dengan yang buruk & teman bergaul yang saleh lebih baik dari pada menyendiri. Berbincang2 yg baik lebih baik dari pada berdiam & berdiam adalah lebih baik dari pada berbicara (mengobrol) yang buruk (HR. Al- Hakim)

===================================================

Sebaik-baik sahabatmu ialah yang selalu memperhatikan kepentinganmu, bukan karena suatu kepentingan yang diharapkan daripadamu untuk dirinya (Al Hikam)

Rabu, 20 Juli 2011

Mencari-cari Alasan, Kita dan Mereka


Saat liqo:
“Liqo sudah mulai ini, antum dmana?” kali ini sms: maaf umi, saya masih kecapean pulang kerja, izin dulu”
Capek, bisakah jadi alasan???
“ukh, katanya antum kemarin g dating saat rapat ba’da dzuhur? Katanya Cuma DPC kita yg ga ada wakilnya. Afwan ukh, kemarin itu hujan deras, makanya saya enggak bisa datang. Hujan deras? Bukannya antum punya paying? Antum pernah ngga liat saya ngga datang karena hujan. Bukankah rumah saya lebih jauh dari antum?” tak ada tanggapan. Hujan akankah jadi penghalang???


Soal alasan, kita memang suka mencari-carinya. Apalagi kalau Murobbiyah atau Pembina mudah ngasih izin dan dari pengalaman tak pernah ada masalah dengan izin tak ada iqab atau amarah dari atas.
Kitapun menikmati ‘izin’ yg diberikannya. Tetapi, apakah dihadapan Allah masalahnya juga ‘selesai’??
Dalam masalah2 da’wah & akhirat orang2 beriman tidak semestinya banyak minta izin, para pendahulu kita selalu bersedia memenuhi panggilan mereka tidak minta izin.


“Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertaqwa” (QS 9:4)


Satu kali, datanglah sekumpulan orang islam minta izin kepada Rasulullah untuk tidak ikut dalam perang tabuk dan Rasulullah mengizinkannya maka turunlah firman Allah:
“Semoga Allah memaafkanmu. Mengapa kamu memberi izin kepada mereka (untuk tidak pergi berperang), sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar (dalam keuzurannya) dan sebelum kamu ketahui orang-orang yang berdusta?” QS 9:43


Waspadalah ada kalanya karena dari awal azzam kita kurang kuat, niat kita kurang bulat, Allah tidak ridho dengan itu dan dijadikanlah kita golongan yang tertinggal.


“Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka dan dikatakan kepada mereka: “Tinggalah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu.” QS 9:46



Yang ini ayatnya lebih berat
“Orang-orang yang di tinggalkan (tidak ikut perang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka dibelakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa meraka pada jalan Allah dan mereka berkata: “Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini.” Katakanlah: “Api neraka jahannam itu lebih sangat panas(nya)” jika mereka mengetahui. QS 9:81


Jikapun harus izin tetapi apakah selamanya kita dilarang minta izin? Tidak juga. Jikapun kita minta izin karena uzur, beritahukanlah kepada yang berwenang, dengan cara yang melegakan si penerima kabar.

  1. Sampaikan sebelum acara
  2. Kemukakan mengapa anda ‘layak’ tidak hadir
  3. Berikan aleternatif lain
  4. Lihatlah perasaan kita, apa kita nyaman dan menikmati ketidakhadiran ini?


“maaf umi, saya tidak bisa hadir, capek”. “afwan, ada urusan keluarga, izin”
“saya lagi lemah iman, saya mundur dari kepanitiaan”
SMS2 seperti diatas, bukan melegakan tapi bisa mendatangkan zhan:
Secapek apa sih?? Sepenting apa sih?? Selemah apa sih??


Seorang pemuda menemui Rasulullah “ya Nabi, saya ingin berjihad, tapi ibu saya sakit keras, mana yang harus saya dahulukan?”
“ya Nabi, saya ingin ikut perang, tapi saya tidak punya bekal, berilah saya bekal” Abdullah bin Mughfil


Berkaca dari hal tersebut jadi kalaupun minta izin, sms lah yang lengkap
“umi, saya sakit, sudah 2 hari tidak masuk kerja, apa diizinkan?” tidak ada alasan kecuali si penerima sms akan mengizinkan.
“umi, ibu saya meminta saya pulang, katanya penting, apa boleh jika saya tdk hadir?”
“ustadz, saya harus jaga anak2, umminya sakit, bagaimana klo liqo dipindah kerumah saya saja?”
“ustadz, saya harus lembur kerja mendadak, tidak bisa hadir, iqab apa yang perlu saya tunaikan untuk ini?”


Seorang ksatria selalu punya alasan layak untuk disampaikan.


Ikhwah fillah, teganya dirimu
Sementara ikhwah yg lain sibuk mencari binaan
Sementara ikhwah yg lain sibuk memburu calon-calon kader baru
Sementara ikhwah yg lain sibuk memburu calon-calon mujahid da’wah baru
Mengapa kita duduk di rumah ‘uncang-uncang’ kaki sambil nonton tv?
Mengapa kita duduk di kantor dan pulang ke rumah tanpa ‘mampir’ ke liqo?
Mengapa kita memburu ‘rupiah’ kesana kemari?
Mengapa kita sibuk dng urusan rumah lalu merintih minta dikasihani, “syagholatna, amwaluna wa ahluuna fastaghfirlanaa…” (Harta dan keluargaku telah menahanku, mohon ampunkanlah untukku)


Semoga Allah mencatat kita termasuk dalam kafilah yang ikut berangkat serta.
Wallahu a’alam

Senin, 18 Juli 2011

Ku Lihat Indahnya Islam di Dirimu..


Tak tau kapan ku mulai akrab dengan dia, tapi yang pasti ROHIS di sekolah putih biru lah awal kebersaaman ku dengan dirinya. Ismi, nama yang singkat, entah apa yang dipikirkan orang tuanya ketika memberi nama ke teman dekatku itu. Mungkin harapan mereka agar hidupnya penuh dengan kemudahan seperti namanya yang singkat dan mudah diingat. ^^v pisssss….

Awal ku masuk ke sekolah putih biru hanya dengan rufi ku ditemani, rufi sahabatku ketika di merah putih. Namun ternyata ku dan rufi berada dikelas terpisah, justru rufi lebih dulu kenal dengan ismi. Dari awal kelulusanku di merah putih abangku selalu mengingatkan agar ku gabung di ROHIS, ku tak tau ROHIS itu apa yang aku tau abangku menjanjikan diROHIS kan kudapatkan yang kucari (setidaknya itu katanya yang bisa ku pegang saat itu).

Dihari kedua MOS ku, langsung ku pergi ke mushola untuk bertemu atau tepatnya mencari seseorang yang bisa memberiku informasi tentang ROHIS. Alhamdulillah ku bertemu dengan kak irfan, dia memberikan banyak informasi untuk bergabung dan ku provokasikan ke rufi untuk menemani ku. Upss…siapa ya dia, ada yang salahkah dengan penampilanku, kenapa cowok dipojok mushola itu memperhatikan ku dari awal ku masuk mushola hingga ku pergi. (ahhh..sudahlah…g penting)

Rupanya tak banyak yang memakai jilbab seperti ku di sekolah putih biru ini. Pantas dari awal MOS sampai satu minggu ku disini masih jadi sorot perhatian, dan kuingat sekali saat MOS banyak senior yang mengerjaiku. Hehehe…bukan Rima kalo ku tunduk dengan para seniorku itu. Karna pantang buatku diatur dengan orang yang belum pasti penting dalam kehidupanku, dan lagi pula aku tak pernah diajarkan takut pada siapapun kalo diriku melakukan kesalahan.

Perjalanan disekolah baruku ini mengantarkanku untuk berkenalan dengan Puji, dia sepertinya ngefans deh sama aku, soalnya dia sering sekali menarik perhatianku hehehe…jadi di awal tingkat pertama ini ku dekat dengan Rufi dan Puji. Aku pun dekat dengan para guru dikarenakan sikapku yang aktif dalam kegiatan, kalau guru agamaku senang padaku karena ku ada nilai lebih dalam agama (maklum saja, ku lulusan madrasah jadi akan memalukan kalo ku tak tau tentang Islam, pikirku saat itu).

Di ROHIS ku memang agak dekat dengan para kakak senior yang ikhwan (cieee..udah pake bahasa lain). ROHIS angkatanku ada Rufi, Puji, Alan, Rio dan Mirwan. Dan ku mulai kenal Ismi di ROHIS ketika ku ditingkat dua. Enggak ada yang special sich ketika berkenalan dengan dia, yang aku tau dia memang pintar dan cantik (ku akui itu hehehe..) tapi ku lebih suka dengan kata manis ketimbang cantik sich hihih..

Keakraban kami di ROHIS menular hingga sampai diluar sekolah pula. Kami sering berkumpul tidak hanya membahas tentang pelajaran tapi tentang keluarga ataupun masalah hati. Lama bergabung di ROHIS Alhamdulillah bisa menyebarkan “virus jilbab”, Puji dan Ismi akhirnya memutuskan untuk memakai jilbab di akhir tingkat dua. Dan yang lebih membuat ku terkejut Ismi memutuskan “pacar”nya dikarenakan dia sekarang berjilbab. Katanya “ku belajar Islam g mau setengah-setengah, klo ku ambil keputusan untuk berjilbab maka ku trima semua konsekuensinya”, ku hanya tersenyum dengar jawabannya.

“kak rima, gmana tentang buku yang ku pinjam?”, aahhh..ku tersadar dari lamunan putih biru ku hehehe..malunya.
Zee..adik kelasku di kampus masih menunggu jawabanku untuk mencarikan buku tentang “Berjatuhan di Jalan Da’wah (Fathi Yakan)” (promosi.com). Iy dek..nanti kk pinjamkan, ku cari dulu ya dirumah hehehe…
Semua cerita Zee tentang kabar para adik-adikku di pengurusan LDK membuatku teringat pada masa-masa ku gabung di ROHIS, semua seperti mimpi.


Kak..SDM dikampus kurang nich, banyak yang kabur entah kenapa, ada yang alasan sibuk ma tugas kampus, ada yang takut sama NII (ya di kampus lagi maraknya ma NII, ada orang tua yang lapor anaknya beberapa hari g pulang dan menuduh kami yang mengajak), ada yang jadi korban virus merah jambu (argghhh..bosan aku mendengarnya).

Rima pulang bareng yuk..ajak Rini menghampiriku ketika keluar kelas. Boleh, jawabku. Di pinggir jalan Rini mengenalkan ku pada cowok yang pernah kulihat di pojok mushola, namanya Vano. Ismi hanya tersenyum ketika Rini mengenalkan ku dengan Vano. Ismi kemudian membisikkan “hati-hati..Rini mau comblangin kamu ma Vano”…dengan cepat ku cubit pinggang Ismi.

Ahh..Ismi satu-satunya teman yang selalu mengingatkan ku untuk selalu senantiasa menjaga hati ini, baik dari masalah hati sampe jangan sampe ku berpikir untuk membeci seseorang secara berlebihan. (ku ingin segera kembali ke Jakarta dan bertemu Ismi)…

Bergugurannya seseorang di jalan dakwah bermakna pengunduran dirinya dari kancah perjuangan Islam, baik dengan perkataan atau mungkin cukup dengan sikapnya yang semakin menjauh dari dakwah. Hilangnya semangat juang, kaburnya niatan ikhlas, ketidakdisiplinan, berkurangnya porsi waktu untuk mengurus dakwah, meremehkan berbagai fadhilah atau keutamaan dakwah, serta mengabaikan ketetapan syari’at merupakan indikasi seseorang tergerogoti ‘virus’ tasaquth ini. Bukan berarti ia tidak mengerti Islam atau dakwah, bahkan mungkin ia sangat mengerti Islam, dakwah, dan syari’at, dan pada masa sebelumnya ia termasuk dalam orang-orang yang sangat bersemangat mengobarkan api perjuangan dakwah. Tetapi tasaquth yang menggerogoti dirinya disebabkan ketidak-kuatan jiwanya dalam menanggung sengitnya perjuangan dakwah yang panjang nan melelahkan serta beragam variasi bentuk fitnah atau ujian yang dia alami di setiap perubahan waktu dan kondisi.

Ya bisa jadi adik-adikku dan teman seperjuanganku sedang mengalami ini, mundurnya teman seperjuanganku diakibatkan terkontaminasi dengan pergaulan dan pemikiran bebas. Mengingatkan ku kembali kepada sosok  ISMI, entah kapan lagi sosok itu akan bermunculan kembali. Sosok yang ketika memutuskan untuk berdiri di ISLAM maka dia akan menerima segala konsekuensi yang harus dia hadapi.

“aku capek Is, klo terus-terusan gini kapan majunya ROHIS kita”, keluhku pada Ismi ketika teman-teman di ROHIS SMIPku menghilang ketika rapat kegiatan sekolahku. Ismi hanya tersenyum, ga ada mereka ROHIS kita bisa jalan kok, tenang aj Ima. Huuu..temanku ini yang setia menemani ku sampai ke putih abu-abu memang ga ada matinya klo tentang perjuangan. (Ba’da ujian kuliah ku harus ke Jakarta, tunggu aku sahabatku)

Dalam hidup akan banyak ditemui bermacam jalan. Kadang datar, kadang menurun, kadang pula meninggi. Begitu pula dalam perjalanan dakwah. Ada saatnya para muharrik (orang yang bergerak) menemui jalan yang lurus dan mudah. Namun tidak jarang menjumpai onak dan duri. Hal demikian juga terjadi pada muharrik. Suatu saat ia memiliki kondisi iman yang tinggi. Di saat lain, iapun dapat mengalami degradasi iman. Tabiat manusia memang menggariskan demikian, tinggal sich manusia ini mengambil keputusan. Untuk terus berjatuhan dan terus dalam keadaan jatuh tanpa ada keinginan untuk bangkit dan memperbaiki diri. Atau ketika dia jatuh maka dia dengan segera bangkit dan terus menerus melakukan perbaikan atas dirinya karena dia yakin, bahwasanya setelah hujan badai Allah akan menghadiahkan PELANGI kepadanya.

Memories Juli 2011 *16 (Mengumpulkan kembali pecahan kaca 1)



Kisah pagiku dimulai ketika ayah memintaku untuk membantu beliau mengcat rumah, tapi aku menolak karena sabtu ketika jatah kantor libur ku manfaatkan untuk kajian, (Alhamdulillah mama membela hehehe..), maaf ya ayah.

Kisah disiang hari, mama menyusul ketempat ku kajian untuk pergi ke sekolah adek. Ya ada pertemuan wali murid di awal tahun ajaran baru. Diperjalanan tidak seperti biasanya macet disana sini. Entah para manusia itu keluar dari mana sehingga membuat jalan-jalan penuh (argghhh…entah sampai kapan kemacetan ini berlangsung).

Menjelang sorepun aku masih di sekolah adek menunggu mama yang antusias mengikuti penjelasan dari pihak sekolah, dan akhirnya aku lelah dan terkapar di masjid (yaaa…bukan hanyak capek menunggu, tapi memang seharian ini ku belum istirahat, maklum saja ketika ku libur maka waktu ku untuk berbenah rumah dan mama paham ku memilih istirahat di masjid ketimbang menemani beliau). Sepuluh menit menjelang ashar ku terbangun dan ke asrama putri untuk berwudhu dan kembali ke masjid menunaikan sholat ashar.

Ada yang menarik ketika ku menunggu mama untuk sholat ashar. Di taman ku menunggu ada gadis ya ku tebak pasti dia santri baru untuk mondok di pesantren ini (jelas ku tau karena masih terlihat mata sembab karena menangis ^^V) ku tahu gadis ini pasti akan kangen dan memikirkan apa yang akan terjadi kalo ku jauh dari rumah hehehe…

Tak berapa lama bersama gadis itu si ibu gadis kecil ini datang dan menghampiriku dan kamipun berkenalan. Ibu ini bercerita bahwa tiga anaknya dia masukan kepesantren (wawww..keren juga), anak bungsunya (si gadis kecil ini) akan mengikuti jejak dua kakaknya (cowok dua-duanya). Sepertinya ibu ini memang sudah mempersiapkan ke tiga anaknya ini untuk mandiri dengan jalan menyekolahnya dipesantren. Bisa kutarik kesimpulan bapak ibu ini kompak dalam mendidik anak-anaknya. Salah satu anaknya adalah kakak kelas adikku dan baru kutahu anak ini pemenang lomba bahasa arab di sekolahnya. Andai adekku bisa seserius itu untuk belajar hhfffhhh…karna ku tahu sebenarnya adikku itu pintar dan wali kelasnya mengakuinya tapi hawa untuk bermain lebih mendominasi pikiran adikku, entah apa yang harus kuperbuat.

Ketika sampai dirumah (pertengahan waktu maghrib, karena harus meneduh dikarenakan ditemani hujan diperjalanan), bau cat baru masih tercium, ternyata ayah sudah hampir selesai.

Banyak diskusi yang terjadi setelah maghrib tertunaikan, ayah dan mama beserta adikku. Dan mencapai keputusan untuk terus bersabar menghadapi adikku. Ya sebesar apapun kekecewaan yang dirasakan, adikku tetaplah amanah yang harus kujaga. Karena dia satu-satunya saudara kandungku.

Rekam jejak sabtu itu sengaja ku buat karena sayang untuk dilewati diriku, banyak yang harus kurubah atas sikapku terhadap adikku semata wayang itu. Diskusi panjang untuk menetapkan masa depan, menumbuhkan kembali kepercayaan mama untuk mempunyai impian akan anaknya, memberi kepercayaan ke ayahku klo harapan itu selalu ada untuk tiap hambaNYa yang yakin akan pertolongan Allah dan membuatku untuk terus mengukir harapanku dan yakin bahwasanya Allah tau kapan harapanku itu di berikan.


Merenung di riuh suara print kantor dan deringan telepon para member..

Kamis, 14 Juli 2011

Rani Seorang bocah kelas 4 SD, menulis surat Do’a-Do’a utk Allah

Seorang bocah kelas empat SD, katakanlah namanya Rani dengan serius tengah menulis sesuatu sejak tadi. Berkali-kali ia terlihat berpikir kemudian menulis kembali di atas selembar kertas kemudian memasukkannya ke dalam sebuah amplop. Bundanya mulai bertanya-tanya sedang apakah anaknya gerangan. “Rani, sedang menulis apa?” Tanya Bundanya sembari mendatangi meja belajar Rani. “Sedang menulis surat Bunda.” Jawab Rani. “Untuk siapa?”, “Untuk Allah.” Bundanya tampak heran namun Rani memulai cerita bahwa tadi pagi di sekolah guru agamanya mengajarkan bahwa Allah akan mengabulkan doa hamba-hamba-Nya jika mereka meminta. “Ya, lalu untuk apa surat ini sayang?” Tanya Bunda masih tak mengerti. “Rani menuliskan semua do’a-do’a Rani di surat ini, Rani minta Allah mengabulkannya. Allah pasti membaca surat Rani, iya kan Bunda?”, “Iya sayang, Allah Maha Melihat, Allah pasti melihat surat Rani.”

Rani merupakan anak semata wayang di keluarganya. Ayahnya sedang mengidap sakit keras, bahkan dokter telah menyerah dan memvonis bahwa umur ayah Rani tidak akan lama lagi. Beberapa hari berlalu, kali ini, tidak seperti biasanya sebelum berangkat ke sekolah Rani memeluk tubuh ayahnya erat-erat, lama sekali, Rani mencium kening dan pipi ayahnya. Bundanya menatap sedih, seolah terlihat Rani khawatir tidak bisa melihat ayahnya lagi sepulang dari sekolah nanti.
Setelah Rani berangkat, Bunda Rani merapikan meja belajar anaknya, kemudian hatinya tergerak untuk membuka amplop-amplop yang berada di atas meja itu. Ia membaca surat buatan anaknya itu satu per satu. ‘Kepada Allah di tempat, Ya Allah, Rani besok mau ujian Matematika, baguskan nilai Rani ya Ya Allah. Amiin.’ Bundanya tersenyum kemudian membuka surat yang lain. ‘Untuk Allah yang Rani cintai, hari ini Rani menanam bunga di dekat jendela kamar Rani, tumbuh suburkan bunga-bunga yang Rani tanam ya Ya Allah. Terimakasih Ya Allah.” Di surat lainnya Rani menulis, ‘Ya Allah, hari ini Rani diganggu anjing si Anu. Hukum anjing si Anu itu Ya Allah.” Sejenak kemudian bunda Rani berhenti membaca, ia baru menyadari sesuatu. Do’a-do’a Rani itu, Allah telah mengabulkan semuanya. Beberapa hari yang lalu dengan bangga Rani menunjukkan nilai matematika yang bagus kepada bunda dan ayahnya. Bunda Rani langsung berdiri dan mengintip ke jendela, terlihat bunga berwarna-warni bergoyang-goyang ditiup angin sepoi-sepoi. Subhanallah! Bunga itu tumbuh subur seperti yang diminta Rani kepada Allah. Bunda Rani langsung membuka semua surat-surat yang lainnya. Kemudian hatinya bimbang dan heran. Mengapa tak satu pun surat yang berisi permohonan agar ayahnya segera sembuh?

Di siang harinya telepon rumah berdering, ”Assalamu’alaikum, dengan bundanya Rani?” suara di seberang sana. “Wa’alaikumussalam, iya. Dengan siapa? Ada apa ya?” Tanya Bunda Rani. “Ibu, saya guru Rani di sekolah. Kami ingin memberitahu ibu kalau Rani mengalami kecelakaan, ia terjatuh dari lantai empat sekolah dan meninggal.” Betapa shock dan kagetnya mendengar berita yang menimpa puteri semata wayangnya.

Setahun sudah berlalu semenjak kejadian itu. Ayah Rani yang dulunya telah diprediksi oleh dokter tidak akan berumur lama lagi tersebut masih hidup hingga kini. Bahkan keadaannya semakin hari semakin membaik. Ayah dan bunda Rani masih sangat kehilangan dan terpukul sehingga mereka tak pernah lagi membuka kamar tidur Rani dahulu. Mereka mengunci kamar itu dan tak pernah masuk ke dalamnya karena akan merasa sangat sedih jika melihat kamar itu. Hingga suatu kali saat Bunda Rani tengah lewat di depan pintu kamar Rani terdengar bunyi sesuatu, seperti suara benda jatuh. Akhirnya karena penasaran Bunda Rani membuka pintu itu setelah setahun lamanya terkunci. Ternyata yang terjatuh adalah ukiran ayat kursi dari kayu yang tergantung di kamar Rani. Bundanya pun bermaksud membersihkan debu di benda itu dan menggantungnya kembali di dinding. Namun, ia melihat sesuatu terselip di balik ukiran kayu itu, ternyata surat Rani! Bundanya membuka kertas itu dan membaca isinya, ’Ya Allah, Ayah Rani sedang sakit keras Ya Allah. Tolong jangan ambil nyawa Ayah Ya Allah. Ganti saja dengan nyawa Rani.’

Diangkat dari sebuah kisah nyata yang dikisahkan di radio Fajri FM Bogor

❤.Seandaikan lelaki tahu.❤

`*•Yaa Rabbi•*´¯)Ajarilah kami bagaimana memberi sebelum meminta,berfikir sebelum bertindak,santun dalam berbicara,tenang ketika gundah,diam ketika emosi melanda,bersabar dalam setiap ujian.Jadikanlah kami orang yg selembut Abu Bakar Ash-Shiddiq,sebijaksana Umar bin Khattab,sedermawan Utsman bin Affan,sepintar Ali bin Abi Thalib,sesederhana Bilal,setegar Khalid bin Walid radliallahu'anhumღAmiin ya Rabbal'alamin.

Andai lelaki tahu..
Apabila seorang perempuan jatuh cinta,lelaki itu tidak semestinya punya segalanya tetapi lelaki itu adalah segalanya di hatinya.

Andai lelaki tahu..
Apabila seorang perempuan itu mengalirkan air mata, itu bukan bermakna dia lemah, tetapi dia sedang mencari kekuatan untuk terus tabah mencintai lelaki itu.

Andai lelaki tahu..
Apabila seorang perempuan marah, memang dia tidak mampu mengawal perasaannya tapi percayalah, itu maknanya dia sangat mengambil berat dan menyayangi lelaki itu. Lihat saja pasangan yang baru bercinta, mereka jarang berantem. Tetapi percayalah semakin bertambah sayang mereka pada seseorang, semakin pula banyak sesuatu yang terjadi.

Andai lelaki tahu..
Apabila perempuan cerewet, dia tidak pernah bermaksud untuk membuat anda risih, tapi dia mahu lelaki mengenalinya dengan lebih dekat.

Andain lelaki tahu..
Apabila perempuan berkata dia mau kamu berubah, itu bukan bermakna dia tidak mahu menerima kamu seadanya, tetapi dia mahu menjadikan anda lebih baik, bukan untuk dirinya, tetapi untuk masa depan anda.

Andai lelaki tahu..
Apabila perempuan cemburu dan tidak percayakan kamu, bukan bermakna dia tidak sayang..tetapi dia terlalu sayangkan kamu dan masih mengangap kamu anak kecil yang masih memerlukan sepenuh perhatian. terkadang dia terlalu risau sekiranya terlalu percaya, kamu akan mengkhianati kepercayaan yang diberi. Naluri keibuannya sangat kuat. Dia hanya mahukan yang terbaik untuk kamu .

Andai lelaki tahu..
Apabila perempuan merajuk, jangan kata dia melebay-lebay. Dia bukannya mahu dipujuk dengan uang atau hadiah, tetapi cukup dengan perhatian yang boleh buat perempuan rasa dihargai.

Andai lelaki tahu..
Apabila perempuan jarang mengatakan ‘i love u’, itu tidak bermaksud dia tidak mencintai kamu tetapi dia mahu lelaki itu merasai sendiri cintanya, bukan hanya hadir dari kata-kata tetapi juga melalui bahasa tubuhnya.

Andai lelaki tahu..
Apabila perempuan kata dia rindu sama kamu, dia benar-benar maksudkannya.

Andai lelaki tahu..
Apabila perempuan bilang lelaki lain itu lebih baik dari kamu, jangan percaya kata-katanya kerana dia hanya mau menguji kamu. Dia mahu melihat sejauh mana kamu sanggup menjadi yang terbaik di matanya. Walaupun sebenarnya memang kamulah yang terbaik di hatinya. Selagi dia denganmu, percayalah, walaupun perempuan menganggap masih ramai lagi yang lebih baik di matanya tetapi di hatinya, kamu tetap yang terbaik.

Andai lelaki tahu..
Apabila perempuan menjadi tengking, dia bukan bermaksud untuk menjadi tengking, tapi dia mahu melihat sejauh mana lelaki itu mampu bersabar dengan sikanya. Percayalah, hati perempuan itu sangat lembut.

Andai lelaki tahu..
Apabila perempuan berkata, “tolong tinggalkan saya!”, dia tidak bermaksud menyuruh anda pergi selamanya. Dia hanya mahu menenangkan fikirannya sebentar saja. Apabila dia kembali tenang, percayalah dia akan mencari anda semula. Itu tandanya dia benar-benar mencintai anda. Perempuan sulit untuk mengawal perasaan. Dia terlalu emosional. Tapi dialah yang paling menyayangi anda dan sangat sensitif dengan perubahan pada diri anda.

 

Andai lelaki tahu..
Sememangnya Allah menciptakan lelaki dan perempuan itu dengan perbedaan yang tersendiri. Tetapi sekiranya mereka saling memahami, mereka akan saling melengkapi dan menyempurnakan . Perempuan itu diciptakan oleh Allah indah sekali. Di sebalik air matanya, tersimpan seribu satu kekuatan yang bakal menjadikan seorang lelaki itu merasa selamat bersamanya. Biarpun sebenarnya perempuan itu tampak lemah tapi dia punya kekuatan tersendiri yang bisa menggoncang dunia dan mungkin bisa pula membuat lelaki menjadi lemah kerananya. Jadi hargailah kehadiran seorang perempuan dalam hidup anda kerana dia didatangkan bukan dengan kelemahan sahaja tetapi dia juga ada kekuatan untuk menyongkong anda dan membuatkan hidup anda lebih sempurna. Dialah yang bakal menjadi perempuan bekerjaya, isteri juga ibu yang terbaik untuk anak2 anda.
♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫

Rabu, 13 Juli 2011

Quiz untuk anda yang punya banyak masalah!!!

Apakah anda sedang bingung karena mengalami masalah bertubi-tubi?
Apakah anda merasa bahwa ujian dari Allah ini terlalu berat?
Apakah anda sudah hampir berputus asa dengan ujian-ujianNya?

Eits! Jangan dulu. Ikuti kuis di bawah ini!

Sebelum menjawab pertanyaan2 di bawah ini, saya ingatkan yah. Harap tidak terlalu tergesa2 membaca kalimat demi kalimatnya, sehingga anda bisa meresapi makna yang terkandung di dalam pertanyaan2 tersebut.

Yuks, kita mulai! Dan jawablah pertanyaan ini cukup di dalam hati ( ga usah teriak2) Hee... ^_^
1. Mungkinkah guru memberikan ujian iseng2 untuk "muridnya" begitu saja tanpa tujuan?
2. Mungkinkah guru memberikan ujian kepada "muridnya" tanpa menyiapkan jawabannya?
3. Mungkinkah guru memberikan ujian tanpa mempersiapkan anak "muridnya"?
4. Mungkinkah guru memberikan ujian anak SMA kepada anak SD?
5. Mungkinkah guru tidak menaikan kelas "muridnya" yg mampu menjawab ujian?

Naaah, pasti hampir semua menjawab, tidak mungkin!!!

Klo guru kita di sekolah aja begitu, apalagi Allah...
1. Mana mungkin Allah akan menurunkan masalah iseng-iseng begitu saja tanpa tujuan?
2. Mana mungkin Allah menurunkan masalah kepada Anda tanpa menyiapkan solusinya?
3. Mana mungkin Alllah menurunkan masalah tanpa mempersiapkan anda terlebih dahulu
4. Mana mungkin Allah menurunkan masalah yang anda tidak mampu mengatasinya?
5. Mana mungkin Allah tidak mengangkat derajat anda ketika mampu mengatasinya?

Soooo, keep optimis! Semua masalah itu bukan iseng iseng Allah turunkan kepada kita, karena semua sudah seizin Allah dan pasti, sekali lagi PASTI! Allah akan sudah punya solusinya yang anda harus intropeksi untuk menemukannya.
Mungkin saja dengan ujian2 masalah itu, Allah ingin "menggodok" kita agar lebih tangguh.
Mungkin saja dengan ujian2 masalah itu, Allah ingin "menjewer" kita karena dosa2 dan kesalahan2 kita di masa lalu.
Karena Allah sudah berjanji dalam surat cintanya, yaitu Alquran surat 94 ayat 5 dan 6 :
"Karena sesudah kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan"

Naaaah, setelah mengikuti quiz di atas, masihkan anda stress dengan ujian dan masalah yang bertubi2 dari Allah yang diberikan kepada Anda? Selamat! Bagi anda yang sekarang sudah lebih lega dan tenang untuk menghadapi masalah demi masalah anda yang saya jamin tidak akan pernah berhenti!

Klo ingin tidak punya masalah, yah jangan hidup!
Klo ingin terus hidup, yah bersiaplah untuk menghadapi masalah2 kehidupan anda!

By : IGO
Dikutip dengan sedikit perubahan dari : ippo right, percepatan rezeki.

NB : Klo quiz ini bermanfaat bagi anda, maka tolong share dan copas ke orang2 yang anda sayangi...

Jumat, 08 Juli 2011

Adab Bertamu


Sudah seyogyanya bagi seorang Muslim yang beriman kepada Allah dan hari kemudian selalu menghormati dan memuliakan tamu-tamunya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat hendaklah memuliakan tamunya”. Demikianlah perhatian Islam dalam bermu’amalah (hubungansosial). Hadits ini menerangkan tentang bagaimana adab seorang tuan rumah terhadap tamunya, tetapi bagaimana tuntunan Islam dalam bertamu?..

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika hendak bertamu atau berkunjung kerumah saudaranya, diantaranya haruslah meminta izin dan mengucapkan salam terlebih dahulu, hal ini telah tercantum dalam firman Allah SWT didalam Al Qur’an yang mulia:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan member salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. Jika kamu tidak menemui seorang pun didalamnya, Maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu: “Kembali (saja) lah, Maka hendaklah kamu kembali. Itu lebih suci bagimu dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. AnNuur: 27-28)
Sewaktu jahiliyah ketika seseorang bertemu dengan saudaranya maka saling bertegursapa dengan mengucapkan: “selamat pagi!,selamat siang!, selamat malam!”, begitulah cara mereka mengucapkan selamat diantara mereka. Suatu hari ada diantara mereka berkunjung kerumah saudaranya dan langsung masuk rumahnya tanpa meminta izin terlebih dahulu, maka Allah memberikan petunjukNya melalui firmanNya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan member salam kepada penghuninya”.
Islam membatasi kita hanya boleh mengetuk pintu rumah atau menekan bel 3 kali saat bertamu, jika tuan rumah tidak membukakan pintu maka ada 2 kemungkinan; 1) Tuan rumah tidak ada di rumah, atau 2) Tuan rumah tidak siap/suka menerima tamu. Jika telah mengetuk pintu rumah atau menekan bel 3 kali tuan rumah masih diam, maka harus meninggalkan rumah tersebut. hal ini dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW:
“Dari Abu Sa’id Al Khudri berkata: “ketika saya berada dalam salah satu majlis orang-orang Anshar, tiba-tiba Abu Musa datang dengan wajah cemas, kemudian beliau berkata: ”Aku telah minta izin (bertamu) kepada Umar RA sampai tiga kali dan tidak ada jawaban darinya maka aku pun segera kembali pulang”, Abu Sa’id berkata: ‘apa yang menyebabkan anda kembali pulang?’ ,akupun(Abu Musa) berkata: ‘Aku telah minta izin sebanyak tiga kali dan tidak ada jawaban untukku maka aku pun kembali’, karena saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: ‘jika diantara kalian meminta izin (bertamu) sebanyak tiga kali dan tidak ada jawaban baginya, hendaklah kembali pulang’. Abu Said berkata: ‘demi Allah, hendaklah anda memberikan dalil, apakah ada diantara kalian yang mendengar langsung dari Nabi SAW tentang itu? ’Ubay bin Ka’ab berkata: ‘Demi Allah, tidak ada yang mendengar hadits tersebut melainkan hanya sebagian kecil saja, dan saya termasuk bagian itu, kemudian aku pun mengabarkan kepada Umar RA bahwasannya Rasulullah SAW bersabda tentang itu’”. (HR. Bukhari)
Dengan demikian maka dapat menghilangkan rasa su’udzoh dan prasangka buruk terhadap sesama. Sebagaimana disebutkan diakhir ayat “…itu lebih suci bagimu dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Demikianlah tuntunan yang telah diajarkan Islam kepada kita, jika hendak bertamu atau pun berkunjung, tidak diperbolehkan langsung masuk tanpa meminta izin dan mengucapkan salam terlebih dahulu, kecuali jika rumah tersebut diketahui tidak berpenghuni, maka diperbolehkan masuk jika ada keperluan yang mengharuskan masuk, sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al Qur’an yang menerangkan hali ni:
“tidak ada dosa atasmu memasuki rumah yang tidak dihuni, yang di dalamnya ada keperluanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu nyatakan danapa yang kamu sembunyikan”. (QS. AnNuur: 29).
Ini merupakan pengkhususan dari ayat sebelumnya, yaitu tidak diperbolehkan masuk rumah sebelum mendapat izin, sedangkan rumah yang tidak berpenghuni maka tidak mengapa masuk, jika ada keperluan untuknya.
Dan Jika ingin bertamu maka harus di pilih waktu yang tepat sehingga tidak menyusahkan tuan rumah, misal tidak bertamu pada malam hari. Rasulullah tidak pernah mengetuk pintu pada keluarganya pada waktu malam. Beliau biasanya datang kepada mereka pada waktu pagi atau sore (HR. Muttafaqun ‘Alaihi).
Jika menginap maka batas waktu menginap bagi tamu hanya 3 hari, setelah itu tamu harus tahu diri dan meninggalkan rumah tersebut.
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhirat maka hendaklah ia memuliakan tamu. Jatah harinya satu hari satu malam dan bertamu selama 3 hari. Lebih dari itu berarti sedekah. Janganlah ia terus tinggal disana hingga menyusahkan tuan rumah”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Waktu 3 hari sudah cukup bagi tuan rumah dalam melayani tamu, bisa dibayangkan repotnya tuan rumah jika tamu berhari-hari menginap dirumahnya. Dia harus menyediakan makanan, melayani berbicara dan lain-lain. Apalagi rumahnya kecil, kamar tamu dan kamar mandi terbatas, sementara dia harus menjaga aurat keluarganya agar tidak terlihat oleh tamu.
Jika tamu menginap melebihi 3 hari maka tuan rumah boleh mengusir secara halus agar tamu segera meninggalkan rumahnya, karena kewajiban melayani tamu maksimal 3 hari.
Begitu indahnya jika kita memahami Islam dan menjalankannya, jika sama-sama memahami adab bertamu maka tidak akan timbul saling tidak enak antara tuan rumah dan tamu. Disamping itu, begitu rinci Islam mengatur kehidupan ini, adakah agama yang lebih baik dari Islam?
Wallahua’lam bishshowab

http://setyawaan.wordpress.com/2010/11/23/adab-bertamu/

Dunia Yang Berbeda

Oleh bidadari_Azzam

Percakapan terjadi antara Hasanah dan Angelika, “Kenapa kamu selalu berpakaian tertutup, Hasanah? Bukankah cuaca panas sekali, summer, pasti nanti kamu tambah berkeringat di siang hari…”, ungkap Angelika. Dua orang wanita yang masih berusia dua puluh tahun-an itu berteman di bangku kuliah, sebangsa senegara, namun bedanya Hasanah telah memeluk islam beberapa tahun lalu. Hasanah cuma sedikit tersenyum, tampak mulai terbiasa dengan pertanyaan senada, dan selalu ia jawab dengan secuil kalimat, “Ini pakaian bagi muslimah, alias wanita muslim, Angelika. Dulu pertanyaan itu juga sering menggelayuti pikiran saya ketika melihat muslimah lain. Pakaian yang menutup aurat ini berlaku sepanjang musim, dan saya memakainya sebagai tanda cinta dan taat kepada Sang Pencipta…”

Jawaban yang demikian memiliki reaksi berbeda-beda. Ada teman Hasanah yang cuek, ada yang tetap ramah di depannya, ada yang bersikap antipati dengan segudang persepsi keliru mengenai hijab, ada pula yang bersikap sinis. Begitu pun Angelika, wanita muda yang cantik, populer di kalangan teman-temannya. Angelika memilih menjauhi Hasanah, “takut tertular gila” tampaknya. Malah pandangan matanya seperti merasa jijik, mengira-ngira bahwa Hasanah berpenyakit kulit, dan sebagainya. Jika Angelika doyan hanging-out bareng teman-teman dan menikmati minuman keras di bar atau café, Hasanah malah lebih banyak menghabiskan waktu di perpustakaan, atau jika berkumpul dengan teman, hanyalah untuk urusan tugas kuliah. Hasanah itu ‘paling aneh’ di kampus, selalu pakai penutup kepala yang rambutnya tak pernah kelihatan, tak mau minum minuman beralkohol, dan tak mau dicium (oleh non-mahram, maksudnya), sedangkan “salam pertemuan dan perpisahan” di negeri ini adalah cipika-cipiki pakai bibir dengan siapapun, termasuk antar-tetangga, teman kantor, teman-teman kuliah lelaki maupun perempuan…(hiii, naudzubillahi minzaliik…)

Ada kalanya Hasanah risih dan merasa terpojok juga, apalagi ada muslimah lain yang tidak berhijab seperti dirinya. Maka tak sedikit orang beranggapan bahwa hijabnya adalah bentuk sikap ekslusif dan ‘extrim’. Manakala ia bertanya kepada saudari muslimah lainnya tatkala mereka berkumpul di sebuah Islamic Centre kota lain, ada berbagai komentar sisters yang melegakan hati dan menempa semangatnya kembali. Antara lain, “Hasanah, hampir semua muslimah di dunia, di tempat dengan jumlah muslim minoritas, merasakan hal yang sama. Satu saja beda antara kamu dan orang-orang sekitarmu, yaitu pengetahuan telah dilimpahkan oleh Allah ta’ala kepadamu, dan mereka belum mengetahui, namun banyak pula yang merasa lebih tahu padahal tidak tahu…bersabarlah, sister Hasanah, Allah telah mengirimkan tanda cinta khusus buatmu…” Ada pula yang turut mengenang kisah Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam serta para sahabat yang tak luput dari ludah, cacian serta fitnah dari kaum kafir di masa dahulu.


Ada pula sister lain berpesan, “Bumi yang kita tempati sama. Tapi dunia kita yang berbeda. Semua manusia dilahirkan dalam keadaan suci dari rahim seorang ibu. Semua singgah ke ‘suatu dunia’, tapi memahami makna dunia itu dengan beragam perbedaan. Sosok yang berprilaku seperti Angelika dan cs-cs-nya mungkin menganggap dunia adalah tempat kepuasan dan kesenangan yang abadi, tujuan hidup menggapai mimpi-mimpi semu, memuaskan syahwat, memamerkan fisik dan harta kekayaan serta merasa harus selalu menggapai kepuasan diri secara lahiriah… Sedangkan sosok muslimah seperti dirimu, seperti kita semua terutama yang memasuki ‘dunia baru bernama Al-Islam’, memandang dunia sebagai tempat mampir saja. Kita diberitakan tentang hari akhir, tentang yaumil hisab, dan hakikat dunia bagi kita adalah perjalanan sesaat guna mencari bekal untuk keabadian di akhirat…”, penjelasan yang panjang, penuh semangat dan sangat mendalam maknanya.

Bagaimanakah dunia kita? Apakah tujuan hidup kita adalah ‘membesarkan anak-anak’ supaya lebih sukses daripada kita, ataukah mengumpulkan tabungan nominal, beli tanah sebanyak-banyaknya dan kalau perlu jangan habis-habis tujuh turunan, ataukah berupaya meningkatkan karir menuju ‘puncak kekuasaan’ agar populer di mata semua manusia? Oh, Tidak!

Banyak bayi, anak-anak sekolah, teman-teman yang masih kuliah, yang belum punya tabungan, yang belum punya rumah, dll, sudah meninggalkan dunia, mendahului kita. Ayat-Nya, "Setiap yang bernyawa akan merasakan mati…” (QS. Ali-'Imraan [3] : 185). Dan setelah ‘beristirahat di alam kubur’, kelak ada hari kebangkitan, perhitungan amalan di dunia serta ketetapan-Nya akan ‘posisi akhir’ kita. Dan Allah subhanahu wa ta'ala juga berfirman, yang artinya, "Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam (berkelompok-kelompok), supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) semua perbuatannya." (QS. Az-Zalzalah [99] : 6)

Lagi-lagi, bekal perjalanan yang kita cari, itulah dunia kita. Dan masa-masa mengumpulkan bekal, tidaklah berlebih-lebihan, kita ingin ‘bekal’ itu cukup, kita ingin keberkahan dan rahmat-NYA mengiringi langkah perjalanan ini. Harta benda, anak-anak dan keluarga merupakan sarana meraih kecukupan bekal tersebut. Rasululloh shallallaahu 'alaihi wa sallam memaparkan tentang dunia dan diri beliau, "Apalah aku dan dunia ini ! Sesungguhnya permisalan aku dengan dunia adalah seperti seorang pengendara yang tidur di bayangan sebuah pohon. Kemudian pergi dan meninggalkan pohon tersebut." (HR. Ahmad, At-Tirmidzy dan Ibnu Majah). Subhanalloh!

Umar bin Abdul-'Aziz pernah berkata, "Dunia itu sesungguhnya bukan tempat yang kekal untuk kita. Allah sendiri telah menakdirkannya fana, dan kepada para penghuninya telah digariskannya hanya melewatinya saja."

Kita adalah pengembara, perjalanan ini ketika bertambah hari—bertambah dekat pula “pos” kita menuju alam kubur. Yang bisa kita lakukan adalah “sami’na wa atho’na”, kita bekali diri dengan ketaatan dan taqwa, Allah ta’ala melimpahkan penjagaan-Nya sepanjang waktu sehingga ketika diri dilanda gundah dan rasa minder pada manusia lain (yang notabene ‘status’nya sama sebagai pengembara juga), maka tak lain obatnya adalah senantiasa bertaubat, menambah rasa syukur dan kekuatan hati untuk bersabar.

Hasanah tetap tersenyum meniti ‘perjalanan’ hijrahnya, satu lagi hal lain nasehat saudarinya, “Duhai sister Hasanah, kepercayaan diri akan berbanding lurus dengan tingkat keimanan… Rasakanlah dalam nuranimu, ketika engkau makin dekat dengan Sang Ilahi, makin teguh memegang syariat, makin cinta pada-Nya, engkau tak lagi peduli akan ‘omongan atau sikap sesama makhluknya itu’, karena di kala itu yang engkau rasakan adalah hidayah Allah selalu di dekapanmu…engkau pasti sangat percaya diri karena senantiasa ada ‘pelindungmu’ alias sang maha pemilik super-power, adalah Allah ta’ala! Insya Allah…”

Semoga Allah ta’ala meneguhkan kemantapan jiwa kita dalam melewati perjalanan ini, bi khusnil khatimah...aamiin.

Jumat, 01 Juli 2011

♥♥♥ KETIKA AKHWAT JATUH CINTA♥♥♥

Akhwat Jatuh Cinta??

Tak ada yang aneh, mereka juga adalah manusia...
...
Bukankah cinta adalah fitrah manusia???

Tak pantaskah akhwat jatuh cinta???

Mereka juga punya hati dan rasa...


Tapi tahukah kalian betapa berbedanya mereka saat cinta seorang lelaki menyapa hatinya???
Tak ada senyum bahagia, tak ada rona malu di wajah, tak ada buncah suka di dada...

Namun sebaliknya...

Ketika Akhwat Jatuh Cinta...


Yang mereka rasakan adalah penyesalan yang amat sangat, atas sebuah hijab yang tersingkap...

Ketika lelaki yang tak halal baginya, bergelayut dalam alam fikirannya, yang mereka rasakan adalah ketakutan yang begitu besar akan cinta yang tak suci lagi...


Ketika rasa rindu mulai merekah di hatinya, yang mereka rasakan adalah kesedihan yang tak terperih akan sebuahr asa yang tak semestinya…


Tak ada senyum bahagia, tak ada rona malu…
Yang ada adalah malam-malam yang dipenuhi air mata penyesalan atas cinta-Nya yang ternodai…
Yang ada adalah kegelisahan, karena rasa yang salah arah…
Yang ada adalah penderitaan akan hati yang mulai sakit…

Ketika Akhwat Jatuh Cinta…

Bukan harapan untuk bertemu yang mereka nantikan, tapi yang ada adalah rasa ingin menghindar dan menjauh dari orang tersebut…

Tak ada kata-kata cinta dan rayuan…

Yang ada adalah kekhawatiran yang amat sangat, akan hati yang mulai merindukan lelaki yang belum halal atau bahkan tak akan pernah halal baginya…


Ketika mereka jatuh cinta, maka perhatikanlah,
kegelisahan di hatinya yang tak mampu lagi memberikan ketenangan di wajahnya yang dulu teduh…

Mereka akan terus berusaha mematikan rasa itu bagaimanapun caranya…
Bahkan kendati dia harus menghilang, maka itu pun akan mereka lakukan...

Alangka kasihannya jika akhwat jatuh cinta…
Karena yang ada adalah penderitaan…

Tapi ukhti…
Bersabarlah…
Jadikan ini ujian dari Rabbmu…

Matikan rasa itu secepatnya…
Pasang tembok pembatas antara kau dan dia…
Pasang duri dalam hatimu, agar rasa itu tak tumbuh bersemai…
Cuci dengan air mata penyesalan akan hijab yang sempat tersingkap...

Putar balik kemudi hatimu, agar rasa itu tetap terarah hanya padaNya…

Pupuskan rasa rindu padanya dan kembalikan dalam hatimu rasa rindu akan cinta Rabbmu…


Ukhti… Jangan khawatir kau akan kehilangan cintanya…

Karena bila memang kalian ditakdirkan bersama, maka tak akan ada yang dapat mencegah kalian bersatu…

Tapi ketahuilah, bagaimana pun usaha kalian untuk bersatu, jika Allah tak menghendakinya, maka tak akan pernah kalian bersatu…

Ukhti… Bersabarlah… Biarkan Allah yang mengaturnya...
Maka yakinlah... Semuanya akan baik-baik saja…

Semua Akan Indah Pada Waktunya…


buat ukhti fillah, doa manis ini pedoman kalian:

Ya Allah… kurniakanlah kami pasangan yang soleh…
yang menjaga dirinya…
yang menjaga hatinya hanya untuk yang halal baginya…
yang sentiasa memperbaiki dirinya…
yang sentiasa berusaha mengikuti sunnah Rasulullah…
yang baik akhlaknya…
yang menerima kami apa adanya…
yang akan membawa kami menuju Jannah Mu Ya Rabb…

kabulkan ya Allah…
kerana hati kami teramat lemah…


oh Allah,
kami mohon ampun
atas dosa selama ini

dosa-dosa kami..
andai tak menjalankan perintahMu
andai tak pedulikan NamaMu
andai tenggelam melupakan diriMu

oh Allah,
sempatkanlah kami untuk bertaubat
untuk hidup di jalanMu
untuk penuhi keewajipanku
sebelum tutup usia ini..
sebelum kami kembali kepadaMu..

Allahumma Aamiin

♥♥♥salam cinta penuh kasih♥♥♥

http://www.facebook.com/media/set/?set=a.236680226360791.70624.196481140380700

Instrument...