Jalin Ukhuwah
waKTu sHoLat
Cermin Diri
Dalam riwayat Asakir dari al-Ashma’y disebutkan bahwa Abu Bakar jika dipuji beliau berdo’a “Ya Allah Engkau lebih tahu tentang diriku dan saya lebih tahu dari mereka. Ya Allah berikan kebaikan padaku dari apa yang mereka sangkakan. Ampunilah aku dari apa yang mereka tidak tahu dan jangan azab aku dari apa yang mereka katakan.”
=================================================
Saat kita menanam padi, rumput pun ikut tumbuh. TAPI..saat kita menanam rumput, tidak pernah tumbuh padi. Dalam melakukan kebaikan, kadang-kadang hal yang buruk turut menyertai. Namun, saat melakukan keburukan, tidak ada kebaikan bersamanya. Jangan bosan untuk berbuat baik, meski kadang tidak sempurna. Manusia menjadi sempurna justru karena memiliki Kekurangan disamping kelebihannya & Kelemahan selain kekuatannya…
thiNk aBout...
Menyendiri lebih baik dari pada berkawan dengan yang buruk & teman bergaul yang saleh lebih baik dari pada menyendiri. Berbincang2 yg baik lebih baik dari pada berdiam & berdiam adalah lebih baik dari pada berbicara (mengobrol) yang buruk (HR. Al- Hakim)
===================================================
Sebaik-baik sahabatmu ialah yang selalu memperhatikan kepentinganmu, bukan karena suatu kepentingan yang diharapkan daripadamu untuk dirinya (Al Hikam)
Senin, 19 Desember 2011
Berkumpul Karena Kecewa?
“Orang-orang yang berkumpul karena cinta saja masih bisa menimbulkan kekecewaan, bagaimana dengan orang-orang yang kumpul karena kecewa?” demikian pesan yang saya tulis di dinding fesbuk saya, beberapa waktu yang lalu. Apa yang ingin saya sampaikan dalam pesan tersebut?
Pesan utama saya adalah tentang mengelola perasaan kecewa, maaf beribu maaf, beberapa postingan saya di blog ini telah menyampaikan pesan yang sama. Namun saya masih sering menjumpai keluhan kekecewaan, termasuk hari Ahad kemarin (11 September 2011), saat saya menghadiri acara Syawalan para aktivis dakwah di GOR Giri Wahana, Wonogiri, Jawa Tengah.
Saya mendapatkan sms cukup panjang dari seorang sahabat, yang tengah mengalami kekecewaan yang mendalam dengan komunitasnya, beberapa menit sebelum saya harus “naik panggung” untuk memberikan Tausiyah Syawal. Saya cukup tersentak dengan isi sms tersebut, karena sangat lama tidak bertemu dan tidak mendengar berita tentang sahabat yang satu ini. Tiba-tiba mengirim pesan sms yang isinya ungkapan kekecewaan.
Mengapa muncul kecewa ? Kita mulai dari yang paling sederhana. Dalam proses pernikahan, bersatunya seorang lelaki dan seorang perempuan dalam bahtera rumah tangga, diikat dengan kuat oleh rasa cinta. Mereka saling mencintai, maka mereka melangkah bersama membangun keluarga, dan merajut berbagai harapan dan cita-cita. Di tengah jalan, dua orang yang saling mencinta ini, bisa saling kecewa. Suami kecewa terhadap isteri, dan isteri kecewa kepada suami.
Orang tua dan anak-anak dalam sebuah keluarga, tentunya mereka saling mencinta. Mereka berada dalam sebuah biduk rumah tangga, saling mencintai dan menyayangi satu dengan yang lain. Namun, anggota keluarga yang saling mencintai ini dalam perjalanannya bisa saling kecewa. Orang tua kecewa dengan anak-anak, atau anak-anak kecewa kepada orang tua. Bahkan di antara anak-anak, bisa muncul kekecewaan sesama mereka. Bukankah mereka berkumpul dengan ikatan dan energi cinta ? Ternyata masih bisa memunculkan perasaan kecewa di antara orang-orang yang saling mencinta.
Dakwah dibangun dengan ikatan cinta. Gerbong dakwah melaju dengan berbagai proses dan dinamika, menuju harapan dan cita-cita yang telah dicanangkan. Dalam perjalanan inilah muncul friksi, muncul perbedaan pandangan, muncul gesekan satu dengan yang lain. Di antara orang-orang yang saling mencinta, akhirnya muncul perasaan kecewa. Muncul tuduhan, muncul praduga, muncul syak wasangka.
Nabi saw adalah manusia pilihan, tanpa cacat dan cela sebagai seorang teladan. Para sahabat adalah generasi pilihan, yang menjadi generasi terbaik sepanjang sejarah Islam. Namun para sahabat sempat memiliki simpanan kekecewaan sesaat setelah Perjanjian Hudaibiyah selesai dikonstruksi Nabi saw dan Suhail. Lihat ekspresi kekecewaan mereka. Tiga kali Nabi saw memerintahkan, tak seorangpun dari para sahabat yang melaksanakan. Hanya dalam peristiwa Perjanjian Hudaibiyah ini saja peristiwa itu mengemuka, tak pernah ada kejadian yang serupa.
Kita juga ingat gumpalan kekecewaan sebagian sahabat dalam kisah pembagian harta seusai perang Hunain. Abu Sufyan bin Harb, tokoh penentang Islam sejak awal dakwah di Makah itu, telah mendapatkan bagian seratus ekor unta dan empat puluh uqiyah perak. Demikian pula Yazid dan Mu’awiyah, dua orang anak Abu Sofyan, mendapat bagian yang sama dengan bapaknya. Kepada tokoh-tokoh Quraisy yang lain beliau memberikan bagian seratus ekor unta. Adapula yang mendapatkan bagian lebih sedikit dari itu, hingga seluruh harta rampasan habis dibagikan.
Melihat pembagian itu, para sahabat Anshar memandang lain. Muncullah gejolak di kalangan sahabat Anshar, hingga seorang di antara mereka berkata, ”Mudah-mudahan Allah memberikan ampunan kepada RasulNya, karena beliau telah memberi kepada orang Quraisy dan tak memberi kepada kami, padahal pedang-pedang kami yang menitikkan darah-darah mereka.” Adapula di antara mereka yang berkata, “Rasulullah sekarang telah menemukan kembali kaum kerabatnya.”
Dalam kisah “pembangkangan” para sahabat usai Perjanjian Hudaibiyah dan kekecewaan usai Perang Hunain, semua berakhir dengan sangat indah dan cepat. Nabi saw sebagai qiyadah menyelesaikan suasana dengan sangat tepat, sehingga kekecewaan tidak membesar dan menjalar. Ini karena kepribadian Nabi sebagai manusia pilihan yang dikuatkan dengan wahyu, sehingga beliau tidak akan salah langkah. Tindakan beliau selalu tepat.
Jika Kanjeng Nabi yang tanpa cela saja masih mendapatkan lontaran kekecewaan, bagaimana dengan kita yang sama sekali bukan Nabi, bukan pula sahabat Nabi, bukan muridnya para sahabat, bukan pula murid para tabi’in…. Jika sahabat Nabi saya masih bisa menyimpan kekecewaan, bagaimana dengan kita yang tidak memiliki kualitas sebagai sahabat Nabi….
Kita hidup di zaman cyber, semua kejadian, semua peristiwa, semua kondisi dengan sangat cepat tersebar. Sangat cepat, tanpa batas, tanpa jeda waktu. Melalui emai, milis, twitter, fesbuk, blackberry messenger, sms, telpon dan lain sebagainya. Semua, apa saja terberitakan. Sayang, banyak yang tidak bisa membedakan mana data dan mana analisa. Semua berita yang muncul di internet dan dunia maya dianggap kebenaran.
Di tengah kita tidak ada Kanjeng Nabi. Tatkala berbagai berita berseliweran tentang qiyadah, tentang dakwah, tentang jama’ah, dan tentang “segala sesuatu” yang cenderung menjadi gosip, sikap kita hendaknya mencontoh perilaku Kanjeng Nabi dan para sahabat beliau. Tentu saja tidak akan bisa sama sepenuhnya, namun jangan sampai lepas dari contoh keteladanan mulia mereka.
Apa keteladanan mulia dari mereka ? Sangat banyak tentu saja. Pertama, landasan hubungan di antara Nabi dengan para sahabat adalah cinta kasih. Cinta dan kasih sayang timbal balik, telah terbentuk sangat kuat antara para sahabat dengan Nabi. Ini yang menyebabkan bahasa hati mereka selalu menyambung, selalu bertemu, selalu berada dalam kebersihan dan kebaikan.
Kedua, didahulukannya sikap husnuzhan kepada qiyadah. Kendati ada kekecewaan, mereka tetap memiliki sikap yang positif sehingga mudah mendengarkan penjelasan dari Nabi. Mereka mudah mendengar dan menerima penjelasan Kanjeng Nabi, tanpa membantah dan menggerutu di belakang. Ini karena sikap positif yang mereka miliki, selalu tsiqah dengan qiyadah.
Ketiga, para sahabat tidak membesar-besarkan dan mendramatisir permasalahan, sehingga masalah berada dalam ruang lingkup yang terbatas. Mereka tidak mengorganisir kekecewaan untuk dijadikan alasan memberontak atau tidak setia kepada qiyadah. Kisah kekecewaan para sahabat di Hudaibiyah sangat natural, tidak digerakkan, tidak diorganisir oleh seseorang. Kisah kekecewaan paska perang Hunain segera terlokalisir dengan disampaikannya hal tersebut kepada Nabi saw.
Keempat, mereka tidak mengungkit-ungkit lagi permasalahan tersebut setelah selesainya kejadian. Setelah permasalahan selesai, clear, terang benderang, mereka kembali berkumpul, berjama’ah, berkegiatan bersama, seperti tidak pernah ada kejadian sebelumnya. Mereka tidak lagi mengungkit-ungkit “si Fulan dan si Falun ini dulu pernah melontarkan kekecewaan kepada Nabi”. Persoalan selesai, maka mereka kembali bersama seperti semula. Tidak ada dendam, tidak ada permusuhan yang terwariskan. Tidak ada sakit hati yang tersimpan.
Jadi, kita hanya perlu duduk bersama. Mendengarkan bagian-bagian cerita, merangkai berbagai peristiwa, mencoba membuat sederhana hal-hal yang seakan-akan dibuat dan tampak sedemikian rumitnya. Jika memang ada yang terbukti melakukan kesalahan, tentu saja perlu diberikan teguran atau sanksi sesuai aturan organisasi dan sesuai tingkat kesalahan yang dilakukan. Namun jika yang terjadi hanyalah kesalahpahaman, maka tidak ada yang perlu diteruskan atau diperpanjang lagi. Semua sudah selesai, clear, dan saling memaafkan atas hal yang tidak pada tempatnya.
Jadi, tidak perlu membuat perkumpulan karena kekecewaan. Tidak perlu membuat organisasi karena sakit hati. Tidak perlu konsolidasi untuk menyatukan pihak-pihak yang merasa kecewa atau merasa terzalimi. Karena perkumpulan seperti apa yang akan terbentuk, dari jiwa-jiwa kecewa ? Organisasi seperti apa yang akan muncul, dari hati-hati yang menyimpan benci ? Toh kelak ketika terbentuk organisasi, pasti ada yang kecewa lagi.
Mari duduk saja bersama-sama. Membingkai hati, mengeja keinginan jiwa. Berbicara dengan bahasa ruhani, bukankah kita semua ini para kader yang saling mencinta ? Bukankah kita semua telah berikrar untuk selalu berada di jalanNya ? Termasuk ketika menyelesaikan permasalahan ? Bukankah kita semua sangat mencintai jalan dakwah ini ? Lalu mengapa harus mengambil langkah sendiri hanya karena tidak bisa memahami keputusan organisasi ?
Wallahu a’lam. Saya hanya sulit mengerti, mengapa ada organisasi yang didirikan karena kekecewaan dan sakit hati. Padahal, aktivitas yang dirintis dengan sepenuh cinta saja, masih bisa menumbuhkan rasa kecewa.
Pancoran Barat, 13 September 2011
Sabtu, 17 Desember 2011
Gadis Cerdas - Gadis Impian
B I S M I L L A H . . .
ADA SEORANG pemuda Arab yang tampan, shalih, dan sangat cerdas. Dia ingin menikah dengan seorang gadis shalihah dan cerdas seperti dirinya. Maka, mulailah dia mengembara dari satu kabilah ke kabilah lain, untuk mencari gadis impiannya.
Suatu ketika, dia berjalan menuju kabilah di Yaman. Di tengah perjalanan, dia berjumpa dengan seorang lelaki. Akhirnya, dia berjalan bersama leleki itu.
Pemuda itu menyapa, “Hai Tuan, apakah kau bisa membawaku dan aku membawamu?”
Spontan lelaki itu menjawab, “Hai bodoh, kau ini bagaimana? Aku menunggang kuda kau juga menunggang kuda. Bagaimana kita bisa saling membawa?”
Pemuda itu diam saja mendengar jawaban lelaki itu.
Kemudian keduanya melanjutkan perjalanan. Lalu, mereka melewati sebuah kampung. Kampung itu yang dikelilingi oleh kebun yang sudah tiba masa panennya.
Pemuda itu bertanya, “Menurutmu, buah-buahan itu sudah dimakan oleh pemiliknya, atau belum ya?”
Seketika, lelaki itu menjawab, “Pertanyaan itu aneh sekali! Kamu sendiri melihat dengan mata kepalamu, buah-buahan itu masih ada di pohonnya dan belum di panen, kok kamu bertanya, apakah buah-buahan itu sudah di makan oleh pemiliknya atau belum?”
Pemuda itu hanya diam dan tidak menjawab perkataan lelaki itu.
Kemudian, keduanya melanjutkan perjalanan. Baru sebentar berjalan, mereka bertemu dengan orang-orang yang sedang mengiring jenazah.
Pemuda itu berkata, “Menurutmu yang diiring dalam keranda itu masih hidup atau sudah mati, ya?”
Lelaki itu menjawab, “Aku semakin tidak paham denganmu. Aku tidak pernah menemukan pemuda yang lebih bodoh darimu. Ya, jelas! Jenazah itu akan dibawa untuk dikuburkan. Tentu dia sudah mati.”
Pemuda itu kembali diam dan tidak menjawab sepatah kata pun atas komentar lelaki itu. Akhirnya, keduanya sampai di rumah lelaki itu. Dia mengajak pemuda itu menginap di rumahnya. Dia merasa kasihan, sebab pemuda itu terlihat sudah sangat letih.
Lelaki itu memiliki seorang anak gadis yang sangat cantik. Begitu tahu ada seorang tamu menginap, anak gadisnya bertanya, “Ayah siapa dia?”. “Dia itu pemuda yang paling bodoh yang pernah aku temukan,”jawab ayahnya. Anak gadis itu malah penasaran. Dia mengejar dengan pertanyaan berikutnya, “Bodoh bagaimana?”
Ayahnya langsung menceritakan awal pertemuannya dengan pemuda itu dan segala perkataan serta pertanyaannya.
Mendengar cerita ayahnya, anak gadis itu berkata,”Ayah ini bagaimana? Dia itu tidak bodoh. Justru dia sangat cerdas dan pandai. Kata-katanya mengandung makna tersirat.
Ketika dia mengatakan, ’Apakah kau bisa membawaku dan aku membawamu?’, sebenarnya maksudnya adalah, ’Apakah kita bisa saling berbincang-bincang sehingga bisa membawa kita pada suasana yang lebih akrab?’
Ketika dia mengatakan,’ Buah-buahan itu sudah dimakan oleh pemiliknya atau belum?’ Ia memaksudkan, ’Apakah pemiliknya sudah menjualnya ketika sebelum di panen, atau belum?’ Sebab, jika telah menjualnya, pemiliknya tentu menerima uangnya dan membelanjakannya untuk makan dia dan keluarganya.
Kemudian, ketika dia bertanya,’Apakah jenazah di dalam keranda itu masih hidup atau sudah mati?’ Maksudnya,’Apakah jenazah itu memiliki anak yang bisa melanjutkan perjuangannya atau tidak?’
Setelah mendengar apa yang dikatakan putrinya, lelaki itu keluar menemui pemuda itu. Dia meminta maaf atas perkataannya yang membodoh-bodohkan pemuda itu. Keduanya berbincang-bincang.
Lalu dia menjelaskan seperti yang dikatakan putrinya.
Mendengar itu, sang pemuda bertanya, “Saya yakin itu bukan lahir dari pikiranmu sendiri dan bukan perkataanmu, demi Allah, katakanlah padaku siapa yang mengatakannya?”
Yang mengatakan hal itu adalah putriku, “jawab lelaki itu.
Spontan pemuda itu berkata, “Apakah kau mau menikahkan aku dengan putrimu?”
“Ya.”
Begitulah, setelah melalui pengembaraan panjang, akhirnya pemuda itu menemukan pandamping hidup yang dia impikan.
Sumber: Ketika Cinta berbuah Surga
Salam ► Asiyah Muthmainnah ...
Selasa, 13 Desember 2011
Rahasia Surah Al-Kahfi
Namun perlu dikaji bahwa :
1. apa isi kandungan surat al kahfi....??
2. apa hubungan surat al kahfi dengan dajjal....??
3. bagaimana cara menghindar dari fitnah dajjal....??
1. Isi kandungan surat al kahfi
a. kisah para pemuda kahfi, yang intinya menceritakan ttg fitnah agama. mereka disiksa karena istiqomah dalam agamanya, yaitu agama tauhid.
b. kisah pemilik dua kebun, yang intinya menceritakan ttg fitnah kekayaan.
c. kisah nabi Musa as dengan Khidir as, yang intinya menceritakan tentang fitnah ilmu. karena berilmu, nabi musa kurang tawadhu, sehingga diperintahkan oleh Allah untuk belajar dari nabi Khidir, yang akhirnya musa as tidak mampu untuk bersabar.
d. kisah dzulkarnain, yang intinya menceritakan ttg fitnah kekuasaan. yang dengan kekuasaan, orang bisa sewenang-wenang, tidak adil, dst.. namun dzulkarnain adalah gambaran yang sebaliknya, dia adalah pemimpin yang adil, dan menyandarkan semuanya kepada allah.
2. Apa hubungan surat al kahfi dengan dajjal...??
lebih tepatnya, apa hubungan empat kisah di atas dengan dajjal pendusta...??
ternyata dajjal pendusta akan membawa ke-4 fitnah tersebut.
a. fitnah agama, dia bisa menjadikan manusia kafir kepada Allah swt, orang yang terpengaruh dengan ajakannya, akan menggadaikan agamanya.
b. fitnah kekayaan, dengan kekayaannya dia bisa mempengaruhi manusia, untuk ingkar kepada tuhannya.
c. fitnah ilmu, dengan ilmunya dia mampu menyesatkan manusia.
d. fitnah kekuasaan, dengan kekuasaannya dia memerintah dengan sewenang-wenang.
3. Bagaimana cara menghindar dari fitnah dajjal...??
a. persahabatan yang shaleh (al kahfi : 28)
b. tidak terikat dengan dunia (al kahfi : 45)
c. tawadhu (al kahfi : 69)
d. ikhlas (al kahfi : 95) ikhlas menyandarkan segala sesuatunya kepada Allah
dan sangat tepat mengapa Rasulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- menganjurkan kepada kita untuk membaca surat al kahfi setiap hari jum'at.
wallahu a'lam bish-shawaab
Ditulis Oleh : Abdullah Hulalata
Ummu Ibrahim al Bashariyyah
Orang yang menyifatkan memperoleh apa yang diungkapkannya
Segala sifat jahat telah dienyahkan
yang berhimpun padanya sifat-sifat kecantikan yang luar biasa
Pipinya mencipratkan aroma kesturi
Seindah-indah yang dimiliki dan kegembiraan yang berbinar-binar
Ketika mengelilingkan piala dan bejana
Setiap kali angin menerpa tangan itu, bau harumnya menyebar
Hatinya terisi dengannya hingga melimpah
Dengan cincin tunangan sebagai pembukanya
Kemudian setelah itu ia meninggalkannya
Yang meminang wanita sepertiku hanyalah orang yang merengek-rengek
Sendau guraunya seharum parfum dari parfum murni
niscaya seluruh penjuru menjadi hijau, dengan tanpa hujan
Seperti ranting pohon Raihan yang berdaun hijau
Niscaya umat manusia merasakan segarnya meminum air lautan
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan Surga untuk mereka …”
“Wahai ibu, bergembiralah. Sebab maharnya telah diterima dan aku bersanding dengan pengantin wanita.’”
Senin, 12 Desember 2011
R. Black - It's Jumuah "Friday" (Raef Cover) HD
5AM Waking up for Fajr
Got to make Wudu, got to pray my Sunnah
Got to make Ghusl, got to clip my nails
Looking outside, the sun is rising up in the sky
Everybody's rushing
Got to get down to the masjid
Got to say "Salam!" to the Imam
Sitting in the first Saff (row), chilling in the back Saff (row)
Got to make my mind up... Do what the prophet did!
It's Jumuah! Jumuah!
Got to make dhikr on Jumuah,
Everybody's looking forward to His mercy, mercy
Jumuah! Jumuah!
Got to make dhikr on Jumuah,
Everybody's looking forward to the Ajr
Miswaking!, Miswaking!
Miswaking!, Miswaking!
Pray, Pray , Pray, Pray
Got to read Surat Al-Kahf
12:45 the Imam's on the minbar, talking about something like "Fiqh Az-Zakat"
They're whispering, chatting from the crowd, don't they know that it's haram
I stand up, you stand up, prayer's about to start "Qad, Qaamat es-Salaah"
Foot to foot! shoulder to shoulder! Just don't step on me!
Sitting in the first Saff (row), chilling in the back Saff (row)
Got to make my mind up... Do what the prophet did!
It's Jumuah! Jumuah!
Got to make dhikr on Jumuah,
Everybody's looking forward to his mercy, mercy
Jumuah! Jumuah!
Got to make dhikr on Jumuah,
Everybody's looking forward to the Ajr
Miswaking!, Miswaking!
Miswaking!, Miswaking!
Pray , Pray, Pray , Pray
Got to read Surat Al-Kahf
It's Jumuah Jumuah
Got to make dhikr on Jumuah,
Everybody's looking forward to His mercy, mercy
Jumuah! Jumuah!
Got to make dhikr on Jumuah,
Everybody's looking forward to His mercy
Rabu, 16 November 2011
cerita lucu abu nawas dan ibu angkatnya
“Hai, abu nawas,” titah Sultan, “Besok bawalah Ibumu ke istanaku, nanti aku beri engkau hadiah seratus dinar.”
Abu Nawas kaget. “Bukankah beliau sudah tahu kalau ibuku sudah meninggal, tapi mengapa beliau memerintahkan itu,” pikirnya. Namun dasar abu nawas, ia menyanggupi perintah itu. “Baiklah, tuanku, esok pagi hamba akan bawa ibu hamba menghadap kemari,” jawabnya mantap. Setelah itu ia pun mohon diri.
Sesampai di rumah, setelah makan dan minum, ia pergi lagi. Dijelajahinya sudut-sudut negeri itu, menyusuri jalan, lorong dan kampung, untuk mencari seorang perempuan tua yang akan dijadikan sebagai ibu angkat. Rupanya tidak mudah menemukan sesosok perempuan tua. Setelah memeras tenaga mengayun langkah kesana kemari hingga jontor, barulah ia menemukan yang dicari. Perempuan itu adalah seorang pedagang kue apem di pinggir jalan yang sedang memasak kue-kue dagangannya. Dihampirinya perempuan tua itu.
“Hai, ibu, bersediakah engkau kujadikan ibu angkat?” kata abu nawas.
“Kenapa engkau berkata demikian?” tanya si Ibu tua itu. “Apa alasannya?”
Maka diceritakanlah perihal dirinya yang mendapat perintah dari Sultan agar membawa ibunya ke istana. Padahal ibunya sudah meninggal. Juga dijanjikan akan membagi dua hadiah dari Sultan yang akan diterimanya. “Uang itu dapat ibu simpan untuk bekal meninggal bila sewaktu-waktu dipanggil Tuhan,” kata abu nawas.
“Baiklah kata si Ibu tua itu, aku sanggup memenuhi permintaanmu itu.”
Setelah itu abu nawas menyerahkan sebuah tasbih dengan pesan agar terus menghitung biji tasbih itu meskipun di depan Sultan, dan jangan menjawab pertanyaan yang diajukan. Sebelum meninggalkan perempuan itu, abu nawas wanti-wanti agar rencana ini tidak sampai gagal. Untuk itu ia akan menggendong perempuan tua itu ke istana.
“Baiklah anakku, moga-moga Tuhan memberkatimu,” Kata si ibu tua.
“Dan terutama kepada Ibuku…”
Keesokan harinya pagi-pagi sekali abu nawas sudah sampai di istana lalu memberikan salam kepada Sultan.
“Waalaikumsalam, abu nawas,” jawab Sultan. Setelah itu Sultan memandang abu nawas. Bukan main terkejutnya Sultan melihat abu nawas menggendong seorang perempuan tua. “Siapa yang kamu gendong itu?” tanya Sultan. “Diakah ibumu?” tapi kenapa siang begini kamu baru sampai?”
“Benar, tuanku, inilah ibu Patik, beliau sudah tua dan kakinya lemah dan tidak mampu berjalan kemari, padahal rumahnya sangat jauh. Itu sebabnya patik gendong ibu kemari,” kata abu nawas sambil mendudukkan ibu tua di hadapan Sultan.
Setelah duduk ibu tua itu pun memegang tasbih dan segera menghitung biji tasbih tanpa henti meski Sultan mengajukan beberapa pertanyaan kepadanya. Tentu saja Sultan tersinggung, “Ibumu sangat tidak sopan, lagi pula apa yang dikatakannya itu sampai tidak mau berhenti?”
Sembah abu nawas, “Ya tuanku Syah Alam, suami ibu patik ini 99 banyaknya. Beliau sengaja menghafal nama-nama mereka satu persatu, dan tidak akan berhenti sebelum selesai semuanya.”
Seratus Dinas
Demi mendengar ucapan abu nawas tadi perempuan tua itu pun melempar tasbih dan bersembah datang kepada Sultan. “Ya tuanku Syah Alam,” katanya, “Adapun patik ini dari muda sampai tua begini hanya seorang suami hamba. Apabila sekarang ini berada di hadapan tuanku, itu adalah atas permintaan abu nawas. Dia berpesan agar patik menghitung-hitung biji tasbih dan tidak menjawab pertanyaan tuanku. Nanti abu nawas akan membagi dua hadiah yang akan diterimanya dari tuanku.”
Begitu mendengar ucapan perempuan tua itu Sultan tertawa dan menyuruh memukul abu nawas seratus kali. Ketika perintah itu akan dilaksanakan, abu nawas minta izin untuk dipertemukan dengan Sultan. “Ya tuanku, hukuman apakah yang akan tuanku jatuhkan kepada hamba ini?”
“Karena engkau berjanji kepadaku akan membawa ibumu kemari, akupun berjanji akan memberi hadiah uang seratus dinar, tapi karena kamu tidak bisa memenuhi janjimu, dapatlah engkau seratus kali pukulanku,” kata Sultan.
“Ya tuanku, Syah Alam,” kata abu nawas, “Patik berjanji dengan perempuan tua ini akan membagi dua hadiah yang akan tuanku berikan kepada hamba, tetapi karena sekarang hamba mendapat dera, hadiah itu juga harus dibagi dua, karena yang bersalah dua orang, patik terimalah hukuman itu, tetapi lima puluh seorang dengan perempuan tua ini.”
Dalam hati Sultan bergumam, “Jangankan dipukul lima puluh kali, dipukul sekali saja perempuan tua ini tidak akan mampu berdiri.” Setelah itu Sultan memberi lima puluh dinar kepada perempuan tua itu sambil berpesan agar tidak cepat percaya kepada abu nawas bila lain kali menemuinya. Dengan suka cita diterimanya hadiah itu dan dipandangnya abu nawas.
“Ya tuanku Syah Alam, ampun beribu ampun, jika ibuku telah mendapat anugerah dari paduka, tidak adil kiranya bila anaknya ini dilupakan begitu saja.”
“Hmm…ya, terimalah pula bagianmu,” ujar baginda sambil tersenyum, “Ini…”
Semua orang tertawa dalam hati. Setelah abu nawas bermohon diri pulang ke rumah. Demikian pula perempuan tua itu dan semua yang hadir di Balairung, dengan perasaan masing-masing.
Di Atas Sajadah Cinta
Penulis: Habiburrahman El Shirazy
Dapatkan bukunya dan simak 37 cerita keren lainnya.
Penerbit:
1. Penerbit Republika
2. Pesantren Basmala Indonesia
3. MD Entertainment
Cetakan VII, Juni 2006
Senin, 31 Oktober 2011
Keajaiban Kisah Perang di Gaza, Palestina
Israel telah lama menjadi "bersemangat" untuk menguasai wilayah ini. Namun, apalagi menguasai, dalam rangka untuk masuk ke dalamnya hanya Israel sangat sulit.
Ada banyak cara yang telah mereka lakukan untuk mengalahkan kota kecil ini. Blokade pertemuan Gaza yang membuat orang sulit untuk mendapatkan makanan, obat-obatan, dan energi, telah dilakukan sejak tahun 2006 sampai sekarang. Namun, penduduk Gaza masih bertahan, bahkan perlawanan penjajahan Zionis di Gaza intensif.
Akhirnya Israel serangan "habis-habisan" ke wilayah sejak 27 Desember 2008 sampai 18 Januari 2009. Mereka "mengguyurkan" ratusan ton bom dan memobilisasi semua kekuatan untuk cadangan militer.
Namun, sekali lagi, negara yang tergolong dalam militer terkuat di dunia harus menarik diri dari Gaza.
Di atas kertas, kemampuan AK 47 senjata, RPG, anti-tank roket, tambang, dan beberapa jenis buatan lokal roket, khas mujahidin Palestina, tidak akan mampu menghadapi pasukan Israel tank Merkava didukung di dunia terbesar dikenal. Terutama terhadap pesawat tempur canggih F-16, helikopter tempur Apache, dan ribuan ton "bom canggih" dibuat di Amerika Serikat.
Tapi ada "kekuatan lain" yang membuat para mujahidin mampu membuat "penjajah" meninggalkan Gaza untuk menghadapi tertunduk, bahkan dipersenjatai dengan senjata-senjata "kuno".
Allah Itu bantuan yang diberikan kepada para pejuangnya yang taat dan tulus. Kisah munculnya "pasukan lain" yang berjuang dengan mujahidin, tubuh para martir harum wewangian, dan beberapa peristiwa "aneh" lainnya selama pertempuran, telah beredar di antara orang di Gaza, menulis jurnahs, bahkan disiarkan di pengkhotbah Palestina dalam pidato khotbah-mereka Jumat.
Berikut adalah ringkasan cerita tentang "keajaiban" dari berbagai sumber untuk kita ingat dan mencerminkan.
Pasukan 'seragam Putih "di Gaza
Ada "kekuatan lain" membantu para mujahidin Palestina. Militer Israel sendiri mengakui adanya pasukan berseragam putih.
Suatu hari di akhir Januari 2009, sebuah rumah keluarga Dardunah milik yang terletak di antara Jabal Al Kasyif dan Jabal Ar Rais, tepatnya di jalan Al Qaram, dikunjungi oleh sekelompok pasukan Israel.
Seluruh keluarga diperintahkan duduk di sebuah ruangan. Salah satu anak laki-laki ditanya tentang karakteristik para pejuang al-Qassam.
Ketika diinterogasi, sebagaimana ditulis situs Filisthin Al Aan (25/1/2009), mengutip kisah seorang mujahidin al-Qassam, pria itu menjawab dengan jujur bahwa para pejuang Al-Qassam mengenakan pakaian hitam. Tapi para prajurit menjadi marah dan memukulnya sampai pria malang tak sadarkan diri.
Selama tiga hari berturut-turut, masing-masing diminta, orang itu menjawab bahwa para pejuang Al-Qassam memakai seragam hitam. Akhirnya, tentara itu terbang menjadi murka dan berkata lantang, "Wahai pembohong Mereka punya seragam putih!"
Cerita lain yang disampaikan oleh warga Palestina di situs milik Din al-Qassam, Multaqa al-Qasami, juga menyebutkan adanya "kekuatan lain" yang tidak diketahui. Awalnya, ambulans dihentikan oleh sekelompok pasukan Israel. Sopir bertanya apakah ia berasal dari Hamas atau Fatah? Sopir Miskin menjawab, "Saya bukan kelompok mana-mana aku hanya sopir ambulans.."
Tetapi tentara Israel itu masih bertanya, "Tentara yang berpakaian putih-putih dibelakangmu sebelumnya, kelompok masuk mana?" Sopir bingung, karena dia tidak melihat siapa pun yang berada di belakangnya. "Saya tidak tahu," satu-satunya jawaban yang ia miliki.
Tidak ada suara Bersumber
Ada cerita lain saat ini karamah mujahidin yang disebutkan oleh pengkhotbah Masjid Al Qassam Din di daerah Gaza Nashirat yang telah ditayangkan oleh saluran TV Al-Quds, yang juga ditulis oleh Dr Aburrahman Al Jamal di situs Al Qassam dengan judul Jihad fi Ayaat Ar Rahman Al Furqan (ayat-ayat Allah dalam Jihad al-Furqan).
Pengkhotbah mengatakan kepada saya, seorang pejuang telah menanam sebuah ranjau yang telah disiapkan untuk menyambut pasukan Zionis melalui jalan-jalan.
"Saya telah menanam ranjau darat. Saya kemudian melihat helikopter menurunkan sejumlah besar pasukan disertai tank yang beriringan ke jalan di mana aku menanam tambang," kata pejuang itu.
Akhirnya, sang pejuang memutuskan untuk kembali ke markas karena dia berpikir bahwa saya tidak akan bekerja secara optimal. Maklum, jumlah musuh yang sangat banyak.
Namun, sebelum meninggalkan lokasi, pejuang telah mendengar "Utsbut, tsabatkallah" yang maknanya lebih atau kurang, "tinggal di tempat menguatkanmu Allah." Pidato bahwa ia mendengar diulang tiga kali.
"Saya mencari sekeliling untuk melihat siapa yang mengatakan bahwa sn saya. Tapi aku benar-benar terkejut, karena tidak ada seorang pun dengan saya," kata mujahidin, sebagai imitasi dari pengkhotbah.
Akhirnya, mujahidin memutuskan untuk tetap di tempat kejadian. Ketika tangki melalui ranjau darat yang tertanam, sesualu sebuah "keajaiban" terjadi. Tambang sebenarnya adalah sebuah ledakan yang sangat kuat. Tank yang berada di dekatnya langsung hancur. Banyak tentara Israel tewas seketika. Beberapa dari mereka harus diangkut dengan helikopter. "Sementara aku sendiri yang aman," kata Mujahid itu lagi, melalui pengkhotbah lidah.
Cerita disampaikan oleh seorang penulis Mesir, Hisyam Hilali, dalam situs alraesryoon.com, mendukung cerita sebelumnya. Abu Mujahid, salah satu pejuangnya yang beribath (penjaga) mengatakan,
"Ketika saya mengamati gerakan tank-tank di perbatasan kota, dan tidak ada orang di sekitar, tapi aku mendengar suara orang yang memuliakan dan beritighfar saya berulang kali. Mencoba untuk memastikan suara, akhirnya saya memastikan bahwa suara tidak keluar kecuali dari bebatuan dan pasir. "
Kisah tentang "pasukan tak dikenal" juga datang dari penduduk daerah apartemen Islam Tal handak mengungsi bersama keluarganya untuk menghindari serangan Israel.
Di tangga rumah ia melihat beberapa pejuang menangis. "Mengapa engkau menangis?" Dia bertanya.
"Kami menangis bukan karena negara kita menjadi khawatir atau takut dari musuh Kami menangis. Karena kami tidak melawan Ada kelompok lain yang berjuang musuh hancur,. Dan kita tidak tahu dari mana mereka berasal," jawabnya.
KISAH SEORANG SISWI PALESTINA !
Kisah Pria dan Empat Orang Istrinya
Saudagar ini juga mencintai isterinya yang ke-3. Dia sangat bangga dengan sang isteri dan selalu berusaha untuk memperkenalkan wanita cantik ini kepada semua temannya. Namun ia juga selalu khawaatir, kalau-kalau isterinya nanti lari dengan pria lain.
Begitu juga dengan isteri ke-2. Si saudagar sangat menyukainya karena ia isteri yang sabar dan penuh pengertian. Ketika dia mendapat masalah, ia selalu minta pertimbangan isteri ke-2-nya ini, yang selalu menolong dan mendampingi sang suami melewati masa-masa tersulit.
Sama halnya dengan isteri pertama. Ia adalah pasangan yang sangat setia dan selalu membawa kebaikan bagi kehidupan keluarganya. Wanita ini yang merawat dan mengatur semua kekayaan dan bisnis sang suami. Akan tetapi, sang pedagang kurang mencintainya meski isteri pertama ini begitu sayang kepadanya.
Singkat cerita si saudagar jatuh sakit dan menyadari bahwa ajal makin dekat. Di tengah sakitnya yang parah, dia mencoba tentang semua keindahan yang diperolehnya dan berkata dalam hati, “Saat ini aku punya 4 isteri. Namun akankah aku sendiri saat aku meninggal nanti. Betapa menyedihkan.”
Lalu saudagar itu memanggil semua isterinya dan bertanya pada isteri yang ke-4-nya.
“Engkaulah yang paling kucintai, kuberikan kau gaun dan perhiasan indah. Nah, sekarang aku akan mati. Maukah kamu mendampingi dan menemaniku?”
Sang isteri terdiam…. “Tentu saja tidak!” Jawab isteri ke-4 dan pergi begitu saja tanpa berkata-kata lagi. Jawaban ini sangat menyakitkan hati. Seakan-akan ada pisau terhunus dan mengiris-iris hatinya.
Saudagar itu sedih lalu bertanya pada isteri ke-3.
“Aku pun mencintaimu sepenuh hati dan saat ini hidupku akan berakhir. Maukah kau ikut denganku dan menemani akhir hayatku?”
“Hidup begitu indah di sini, Aku akan menikah lagi jika kau mati.” Jawab isterinya seakan tak peduli.
Bagai disambar petir di siang bolong, si saudagar sangat terpukul dengan jawaban tersebut. Badannya terasa demam.
Kemudian ia memanggil isteri ke-2.
“Aku selalu berpaling kepadamu setiap kali aku mendapat masalah dan kau selalu membantuku sepenuh hati. Kini aku memerlukan sekali bantuanmu. Kalau aku mati, maukah engkau mendampingiku?”
“Maafkan aku kali ini aku tak dapat menolongmu. Aku hanya dapat menghantarmu hingga ke liang kubur. Nant akan kubuatkan makam yang indah untukmu.” Jawab si isteri lembut
Saudagar ini sangat putus asa. Dalam keadaan kecewa itu, tiba-tiba terdengar suara, “Aku akan tinggal bersamamu dan menemanimu kemana pun kau pergi. Aku tak akan meninggalkanmu, aku akan setia bersamamu.”
Pria itu lalu menoleh ke samping, dan mendapati isteri pertamanya di sana. Ia tampak begitu kurus. Badannya seperti orang kelaparan. Merasa menyesal, sang pedagang lalu bergumam, “Kalau saja aku dapat merawatmu lebih baik saat aku mampu, tak akan kubiarkan engkau kurus seperti ini, isteriku.”
Sahabatku! Ini memang cerita poligami tapi sebatas tamsil. Karena sesungguhnya dalam kehidupan nyata kita punya 4 isteri ini.
Isteri ke-4 adalah TUBUH kita.
Seberapa banyak waktu dan biaya yang kita keluarkan untuk tubuh kita supaya tampak indah dan gagah. Semua ini akan hilang dalam suatu batas waktu dan ruang. Tak ada keindahan dan kegagahan yang tersisa saat kita menghadap kepada-Nya.
Isteri ke-3, STATUS SOSIAL DAN KEKAYAAN.
Saat kita meninggal, semuanya akan pergi kepada yang lain. Mereka akan berpindah danmelupakan kita yang pernah memilikinya. Sebesar apapun kedudukan kita dalam masyarakat dan sebanyak apapun harta kita, semua itu akan berpindah tangan dalam waktu sekejap ketika kita tiada.
Sedangkan isteri ke-2, yakni KERABAT DAN TEMAN.
Seberapa pun dekat hubungankita dengan mereka, kita tak akan dapat terus bersama mereka. Hanya sampai liang kuburlah mereka menemani kita.
Dan sesungguhnya isteri pertama kita adalah JIWA DAN AMAL SHALIH KITA.
Sebenarnya hanya jiwa dan amal shalih kita sajalah yang mampu untuk terus setia mendampingi kemana pun kita melangkah. Hanya amallah yang mampu menolong kita di akhirat kelak.
Jadi, selagi mampu, perlakukanlah jiwa kita dengan bijak serta jangan dan lekas malu untuk berbuat amal, memberikan pertolongan kepada sesama yang memerlukan. Betapa pun kecilnya bantuan kita, pemberian kita menjadi sangat berarti bagi mereka yang memerlukan.
http://fadil.blogsome.com/2011/01/14/kisah-pria-dan-empat-orang-istrinya/