Jalin Ukhuwah

waKTu sHoLat
Cermin Diri
Dalam riwayat Asakir dari al-Ashma’y disebutkan bahwa Abu Bakar jika dipuji beliau berdo’a “Ya Allah Engkau lebih tahu tentang diriku dan saya lebih tahu dari mereka. Ya Allah berikan kebaikan padaku dari apa yang mereka sangkakan. Ampunilah aku dari apa yang mereka tidak tahu dan jangan azab aku dari apa yang mereka katakan.”
=================================================
Saat kita menanam padi, rumput pun ikut tumbuh. TAPI..saat kita menanam rumput, tidak pernah tumbuh padi. Dalam melakukan kebaikan, kadang-kadang hal yang buruk turut menyertai. Namun, saat melakukan keburukan, tidak ada kebaikan bersamanya. Jangan bosan untuk berbuat baik, meski kadang tidak sempurna. Manusia menjadi sempurna justru karena memiliki Kekurangan disamping kelebihannya & Kelemahan selain kekuatannya…
thiNk aBout...
Menyendiri lebih baik dari pada berkawan dengan yang buruk & teman bergaul yang saleh lebih baik dari pada menyendiri. Berbincang2 yg baik lebih baik dari pada berdiam & berdiam adalah lebih baik dari pada berbicara (mengobrol) yang buruk (HR. Al- Hakim)
===================================================
Sebaik-baik sahabatmu ialah yang selalu memperhatikan kepentinganmu, bukan karena suatu kepentingan yang diharapkan daripadamu untuk dirinya (Al Hikam)
Selasa, 30 Oktober 2012
Selasa, 23 Oktober 2012
Etika bertanya & Metode tanya jawab...
Selasa, 16 Oktober 2012
Jumat, 14 September 2012
Baik Sangka
Kamis, 13 September 2012
Yang Manakah Engkau
Keluarga Sakinah : Hukum Islam Tentang Kewajiban Istri Mengerjakan Pekerjaan Rumah Tangga

Pendapat 5 Mazhab Fiqih Namun apa yang saya sampaikan itu tidak lain merupakan kesimpulan dari para ulama besar, levelnya sampai mujtahid mutlak. Dan kalau kita telusuri dalam kitab-kitab fiqih mereka, sangat menarik. Ternyata 4 mazhab besar plus satu mazhab lagi yaitu mazhab Dzahihiri semua sepakat mengatakan bahwa para istri pada hakikatnya tidak punya kewajiban untuk berkhidmat kepada suaminya.
1. Mazhab al-Hanafi
Al-Imam Al-Kasani dalam kitab Al-Badai' menyebutkan : Seandainya suami pulang bawa bahan pangan yang masih harus dimasak dan diolah, lalu istrinya enggan unutk memasak dan mengolahnya, maka istri itu tidak boleh dipaksa. Suaminya diperintahkan untuk pulang membaca makanan yang siap santap.
Di dalam kitab Al-Fatawa Al-Hindiyah fi Fiqhil Hanafiyah disebutkan : Seandainya seorang istri berkata,"Saya tidak mau masak dan membuat roti", maka istri itu tidak boleh dipaksa untuk melakukannya. Dan suami harus memberinya makanan siap santan, atau menyediakan pembantu untuk memasak makanan.
2. Mazhab Maliki
Di dalam kitab Asy-syarhul Kabir oleh Ad-Dardir, ada disebutkan : wajib atas suami berkhidmat (melayani) istrinya. Meski suami memiliki keluasan rejeki sementara istrinya punya kemampuan untuk berkhidmat, namun tetap kewajiban istri bukan berkhidmat. Suami adalah pihak yang wajib berkhidmat. Maka wajib atas suami untuk menyediakan pembantu buat istrinya.
3. Mazhab As-Syafi'i
Di dalam kitab Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab karya Abu Ishaq Asy-Syirazi rahimahullah, ada disebutkan :
Tidak wajib atas istri berkhidmat untuk membuat roti, memasak, mencuci dan bentuk khidmat lainnya, karena yang ditetapkan (dalam pernikahan) adalah kewajiban untuk memberi pelayanan seksual (istimta'), sedangkan pelayanan lainnya tidak termasuk kewajiban.
4. Mazhab Hanabilah
Seorang istri tidak diwajibkan untuk berkhidmat kepada suaminya, baik berupa mengadoni bahan makanan,
membuat roti, memasak, dan yang sejenisnya, termasuk menyapu rumah, menimba air di sumur. Ini merupakan nash Imam Ahmad rahimahullah. Karena aqadnya hanya kewajiban pelayanan seksual. Maka pelayanan dalam bentuk lain tidak wajib dilakukan oleh istri, seperti memberi minum kuda atau memanen tanamannya.
5. Mazhab Az-Zhahiri
Dalam mazhab yang dipelopori oleh Daud Adz-Dzahiri ini, kita juga menemukan pendapat para ulamanya yang tegas menyatakan bahwa tidak ada kewajiban bagi istri untuk mengadoni, membuat roti, memasak dan khidmat lain yang sejenisnya, walau pun suaminya anak khalifah. Suaminya itu tetap wajib menyediakan orang yang bisa menyiapkan bagi istrinya makanan dan minuman yang siap santap, baik untuk makan pagi maupun makan malam. Serta wajib menyediakan pelayan (pembantu) yang bekerja menyapu dan menyiapkan tempat tidur.
Pendapat Yang Berbeda
Namun kalau kita baca kitab Fiqih Kontemporer Dr. Yusuf Al-Qaradawi, beliau agak kurang setuju dengan pendapat jumhur ulama ini. Beliau cenderung tetap mengatakan bahwa wanita wajib berkihdmat di luar urusan seks kepada suaminya. Dalam pandangan beliau, wanita wajib memasak, menyapu, mengepel dan membersihkan rumah. Karena semua itu adalah imbal balik dari nafkah yang diberikan
suami kepada mereka. Kita bisa mafhum dengan pendapat Syeikh yang tinggal di Doha Qatar ini, namun satu hal yang juga jangan dilupakan, beliau tetap mewajibkan suami memberi nafkah kepada istrinya, di luar urusan kepentingan rumah tangga.
Jadi para istri harus digaji dengan nilai yang pasti oleh suaminya. Karena Allah SWT berfirman bahwa suami itu memberi nafkah kepada istrinya. Dan memberi nafkah itu artinya bukan sekedar membiayai keperluan rumah tangga, tapi lebih dari itu, para suami harus 'menggaji' para istri. Dan uang gaji itu harus di luar semua biaya kebutuhan rumah tangga.
Yang sering kali terjadi memang aneh, suami menyerahkan gajinya kepada istri, lalu semua kewajiban
suami harus dibayarkan istri dari gaji itu. Kalau masih ada sisanya, tetap saja itu bukan lantas jadi hak istri.
Dan lebih celaka, kalau kurang, istri yang harus berpikir tujuh keliling untuk mengatasinya. Jadi pendapat Syeikh Al-Qaradawi itu bisa saja kita terima, asalkan istri juga harus dapat 'jatah gaji' yang pasti dari suami, di luar urusan kebutuhan rumah tangga.
Perempuan Dalam Islam Tidak Butuh Gerakan Pembebasan. Kalau kita dalami kajian ini dengan benar, ternyata Islam sangat memberikan ruang kepada wanita untuk bisa menikmati hidupnya. Sehingga tidak ada alasan buat para wanita muslimah untuk latah ikut-ikutan dengan gerakan wanita di barat, yang masih primitif karena hak-hak wanita disana masih saja dikekang. Islam sudah sejak 14 abad yang lalu memposisikan istri sebagai makhuk yang harus dihargai, diberi, dimanjakan bahkan digaji. Seorang istri di rumah bukan pembantu yang bisa disuruh-suruh seenaknya. Mereka juga bukan jongos yang kerjanya apa saja mulai dari masak, bersih-bersih, mencuci, menyetrika, mengepel, mengantar anak ke sekolah, bekerja dari mata melek di pagi hari, terus tidak berhenti bekerja sampai larut malam, itu pun masih harus melayani suami di ranjang, saat badannya sudah kelelahan.
sebenarnya itu bukan kewajiban. Semoga Allah SWT memberikan pahala yang teramat besar buat para ibu
sekalian. Dan semoga suami-suami ibu bisa lebih banyak lagi mengaji dan belajar agama Islam.
Jadi pekerjaan rumah tangga sebenarnya bukanlah kewajiban seorang istri karena tidak ada satupun
hadist yang menjelaskan tentang hal tersebut. Namun niatkanlah dengan ikhlas semata mata
untuk mencari Ridho Allah, dan sebagai ladang amal ibadah kita. Mudah mudahan istri istri
semuanya mendapatkan berkah dan digolongkannya kita sebagai istri yang Soleha. Aamiin
Dan untuk para suami sebaiknya dipahami juga kalo pekerjaan rumah tangga bukanlah mutlak
kewajiban seorang istri. Jadi akan lebih baik kalau suami bisa lebih menghargai istrinya.Saling
bekerjasama dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga, saling mengisi sehingga keharmonisan
rumah tangga bisa lebih terjaga tentunya dalam mewujudkan keluarga yang sakinah. Aamiin
Comment dari sahabat (Marya DS):
Klau bisa memang suami hrs menyediakan pembantu untuk istri, klau tdk bisa maka suami membantu tugas istri. Disitu dicontohkan Rosulluloh bahkan menjahit sendiri bajunya yg robek, membersihkan rumah padahal rosul jg mencari nafkah untuk keluarganya. Tp jg rosul prnh mengatakan pd putrinya "aku bisa memberimu seribu budak namun setiap tetes keringat yg kau keluarkan untuk mengurus rumah balasannya adl surga"
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
Sumberhttp:// www.warnaislam.com/syariah/
pernikahan/2008/10/29/40320/Benarkah_Istri_Tidak_
Wajib_Masak_dan_Mengurus_Rumah.htm
Amanat Kehidupan
Hal ini sebagaimana Allah SWT jelaskan dalam firman-Nya, ''Katakanlah, 'Wahai Tuhan Yang Mempunyai Kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)'.'' (QS 3: 26-27).
Demikian pula dengan diri kita. Kita pun berputar dan mengalami pertumbuhan dari asalnya tidak ada menjadi ada dan kemudian kembali kepada-Nya. Dari anak-anak, remaja, dewasa dan menjadi tua. Allah SWT berfirman, ''Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan.'' (QS 2: 28).
Dalam ayat lainnya dijelaskan, ''Dialah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami-(nya).'' (QS 40: 67).
Itulah yang disebut sunnatullah. Semuanya berjalan dan berputar sesuai dengan kehendak Yang Kuasa, Allah SWT. Allah yang memberikan amanah kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya. Dan, Allah pula yang mencabut amanah tersebut.
Dalam konteks ini, maka apa pun yang kita miliki dan bahkan diri kita adalah amanah kehidupan dari Allah. Kita harus menjaga dan menjalankan amanah tersebut sesuai dengan apa yang diperintahkan dan diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Dan, semuanya akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah.
Karenanya, janganlah kita terlena dengan segala apa yang kita miliki, terutama jabatan (kedudukan) dan kekayaan. Sebab, semua itu adalah cobaan dan amanat.
Allah SWT berfirman, ''Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui.'' (QS 8: 27). Wallahu a'lam bis-shawab
Ku Temukan Cinta
Cinta itu begitu melekat pada sapuan pandangan...
hinggga tiap sudutnya termakna ketulusan yang membunga jiwa
Begitu cantiknya Cinta itu terlihat, seolah Sahara bagai Swarga
Dan begitu selaras bilur Cinta itu terasa, hingga meruah menjadi makna
Wahai Sang pemilik Cinta...
Sungguh Engkau menabur Cinta tiada segan...
Engkau Ciptakan Uluru* yang tegar, besar dan memerah...
Dan kokohnya Kata Tjuta* yang memangku kaki langit Australia
Semua untuk piala piala Cinta...
Aborigin yang legam bisa singgah didalamnya
mamalia yang melata, Kangguru, dan Unta berkumpul menyatu
Semua merasakan tebaran cinta Mu
Sampailah pada sudut relung hati ini
Pemilik piala cinta yang telah usang
yang rapuh memaknai cinta dan Karunia
Wahai Pemilik Lautan Cinta...
Jadikan jiwa dan hati ini tunduk dan patuh pada kebesaran cintamu
yang kan menjadikan piala cinta ini kemilau kembali
Jadikan tatapan Sahara Yulara ini menjadi luas
seluas hati ini meraih benih akan cinta-Mu.
Dan jadikan bingkai alam ciptaanMu ini
kelak menjadi bingkai cinta yang Kau persembahkan
sebagai hadiah cantik dalam hidupku.
Untuk Mu Alloh..., Ku meminang CintaMu.
Sajada wajhiya lilladziy khalakahu...
Wajahku telah bersujud kepada yang telah menciptakannya
Washawarahu wasaqa sam'ahu wabasharu
dengan meng-fungsikan pendengaran dan penglihatannya
bihawlihi waquwatihi
dengan kemampuan dan kekuatannya
Fatabaarakallahu ahsanul khaaliqiyna.
Maha Suci Alloh sebaik-baik Pencipta.
Saat Pena Islam Bicara !!
Saya pernah mendengar ceramah Ust. Adian Husaini, di Timur Tengah sana, katanya, jika ada satu tulisan atau satu buku yang telah jelas-jelas menyimpang atau mendiskreditkan Islam, maka kemudian lahirlah puluhan artikel atau buku sebagai tanggapan atas buku yang menyimpang itu. Tidak heran, begitu banyak buku-buku terjemahan bahasa Arab telah diterbitkan di negeri ini. Karena mereka sudah menganggap aktivitas menulis sebagai bagian dari jihad mereka.
Saya sendiri menyadari, bahwa saya tidak mungkin dan juga tidak ingin menyalahkan orang lain; mereka yang memiliki kemampuan untuk mengkritisi setiap berita atau tulisan yang menyerang Islam dan umatnya, tetapi malas menanggapinya. Sebagai seorang muslim, saya memiliki tanggung jawab untuk menyelamatkan diri saya, keluarga saya, dan saudara-saudara saya dari setiap upaya yang bertujuan untuk mendangkalkan akidah agama kami. Saya mesti berbuat! Itulah tekad saya. Jangan hanya mengatakan di dalam hati, “Itu tidak benar!” sambil menggerutu tidak karuan. Hanya menolak dalam hati, sebagaimana yang disabdakan Nabi, adalah selemah-lemahnya Iman. Kaum muslimin harus berjuang dengan keimanan yang kokoh dan ilmu yang mendalam. Sehingga ketika terjadi “benturan” kita dapat memenangkannya. Kita seharusnya mulai peka terhadap hal-hal yang bertentangan dengan keyakinan agama kita. Dan kemudian meluruskannya kembali dengan kekuatan dan kemampuan yang kita miliki. Meningkatkan kualitas dan kuantitas keilmuan adalah kewajiban bagi setiap muslim. Dengan ilmu itu, seorang muslim menjadi tahu, mana yang benar dan mana yang salah. Jika sesuatu ia ketahui salah, maka ia berusaha meluruskannya sekuat tenaga. Karena ia yakin sesuatu itu adalah salah.
Para ulama kita sangat rajin menulis. Imam Ibnu Al-Jauzy dikabarkan mampu menulis empat puluh halaman sehari. Imam Hasan Al-Banna menulis sebuah tanggapan atas buku Dr. Thaha Husein (tokoh sekuler Mesir) ketika beliau sedang dalam perjalanan pulang naik kereta. Imam Muhammad Abduh menulis buku “Ilmu menurut Islam dan Kristen” hanya dalam sehari! Sebagai tanggapan terhadap tulisan seorang Kristen yang menyebutkan bahwa Islam tidak menghargai ilmu pengetahuan. Asy Syahid Sayyid Quthb menulis bukunya yang paling fenomenal, Tafsir Fi Zhilalil Qur'an ketika sedang berada di dalam penjara. Harun Yahya telah menulis lebih dari dua ratus judul buku, sebagai tanggapan terhadap penyimpangan moral yang terjadi di negaranya dan di dunia pada umumnya. Prof. Musthafa Al-A’zami menulis sejumlah buku yang meruntuhkan pemikiran sesat para orientalis. Bahkan hanya dengan satu buku saja, beliau mampu meruntuhkan teori Schacht dan Goldziher yang sebelumnya mampu bertahan bertahun-tahun lamanya dan dianggap sebagai teori ilmiah. Para ulama-ulama itu begitu luar biasa dalam menulis. Sehingga mulut ini tidak berhenti berdecak kagum atasnya.
Kita harus meyakini bahwa pemikiran para penyerang Islam itu sangat lemah dari segi manapun. Seperti halnya jaring laba-laba yang sangat mudah kita koyak-koyak. Sehingga dengan kebenaran, keimanan dan ilmu yang kita miliki, kita dapat dengan mudah mematahkan argumentasi mereka. Intanshurullaha yanshurkum wa yutsabbit aqdamakum.
Setidaknya kita dapat memulainya dari yang terkecil dan tersederhana sesuai dengan kemampuan kita. Setidaknya kita telah berbuat dengan berdakwah lewat pena (da'wah bil qalam). Mulailah mengirimkan tanggapan-tanggapan kita ke rubrik suara pembaca yang terdapat hampir di setiap koran dan majalah. Bagaimana jadinya jika ada seribu muslim dari dua ratus juta muslim menanggapi sebuah tulisan atau berita yang menyimpang dari kebenaran yang sesungguhnya? Si penulis buta itu pasti akan bungkam seribu bahasa, tidak menyangka akan mendapat “serbuan” seperti itu. Mari, jangan tunda-tunda lagi. Sudah saatnya pena-pena Islam bicara!
Wanita Berbusana Tertutup, aman dari sinar Ultraviolet C
Kesimpulan tersebut, kata Dewi di sela talk show Ummi Award, akhir pekan lalu, adalah hasil riset yang dilakukan para dokter kulit di Australia baru-baru ini. Di sana, insiden kanker kulit cukup banyak terjadi. Uniknya, mayorotas penderita kanker di negeri Kanguru ini adalah wanita.
Mangapa wanita? Menurut Dewi, karena struktur jaringan kulit wanita cenderung lebih tipis ketimbang pria. Kemudian kulit wanita memiliki jumlah pigmen lebih sedikit.
Ini sebuah temuan baru yang cukup mencengangkan dunia kedokteran, khususnya di bidang kesehatan kulit. Karenanya, informasi ini penting bagi masyarakat kita juga, jelasnya. Kebetulan, kata Dewi, anjuran berbasis riset terkini itu sangat relevan dengan kesadaran memakai busana muslim di negara-negara tropis yang jumlah penduduk muslimnya banyak seperti Indonesia.
Selama ini ultraviolet C tak banyak diperhitungkan dampaknya oleh penduduk dunia, karean jumlah radiasinya sedikit. Masyarakat hanya mengenal adanya dua jenis ultraviolet yang jumlah radiasinya lebih besar, yaitu A dan B.
Namun, karena pemakaian freon serta bahan aditif gas lainnya yang semakin merusak lapisan ozon menyebabkan kebocoran atmosfer bumi semakin parah. Akibatnya sinar ultraviolet C bisa masuk dan menerpa bumi.
Angka kejadian kasus penderita kanker kulit dari tahun ke tahun di Australia terus meningkat. Meski tidak menyebutkan angka pasti perubahannya, selama dua tahun terakhir departemen kesehatan Australia mencatat angka prevalensi kanker kulit menjadi 1.000 kasus per 10 ribu penduduk. Itu artinya, peluang untuk terkena kanker kulit di daerah tropis lainnya seperti Indonesia dengan pajanan sinar matahari sangat cukup menjadi sama besarnya dengan Australia.
Ternyata dunia medis bisa membuktikan salah satu manfaat dari anjuran Islam yang sudah ada dari dulu. Dunia medis baru membuktikannya sekarang, jelas Dewi lagi.
Pemakaian busana muslimah dengan jenis kain katun terbukti lebih baik melindungi tubuh dari pajanan sinar matahari. Karenanya, dosen FKUI ini menyarankan agar pakaian yang dikenakan kaum wanita kala terpajan sinar matahari sebaiknya berbahan katun. Terhadap organ yang masih terbuka seperti telapak tangan dan wajah, ia menyarankan pemakaian sun proteck untuk melindungi dari pajanan radiasi sinar matahari.
Selain itu, ia juga menyarankan agar para ibu tidak menjerang tubuh bayi di bawah sinar matahari di atas pukul 09.00 pagi atau kurang dari pukul 16.00 sore. Pasalnya, tubuh bayi sangat rentan terhadap sinar ultraviolet C. Itu artinya, jika ingin menjerang bayi untuk mendapatkan sinar ultraviolet yang aman sebaiknya dilakukan sebelum jam 09.00 pagi dan setelah pukul 16.00 sore.
Kisah Ummu Ibrahim al-Hasyimiyah
Orang yang menyifatkan memperoleh apa yang diungkapkannya
Segala sifat jahat telah dienyahkan
yang berhimpun padanya sifat-sifat kecantikan yang luar biasa
Pipinya mencipratkan aroma kesturi
Seindah-indah yang dimiliki dan kegembiraan yang berbinar-binar
Ketika mengelilingkan piala dan bejana
Setiap kali angin menerpa tangan itu, bau harumnya menyebar
Hatinya terisi dengannya hingga melimpah
Dengan cincin tunangan sebagai pembukanya
Kemudian setelah itu ia meninggalkannya
Yang meminang wanita sepertiku hanyalah orang yang merengek-rengek
Sendau guraunya seharum parfum dari parfum murni
niscaya seluruh penjuru menjadi hijau, dengan tanpa hujan
Seperti ranting pohon Raihan yang berdaun hijau
Niscaya umat manusia merasakan segarnya meminum air lautan
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan Surga untuk mereka …”
“Wahai ibu, bergembiralah. Sebab maharnya telah diterima dan aku bersanding dengan pengantin wanita.’”
Rabu, 29 Agustus 2012
DONGENG MOTIVASI: MELIHAT YANG TIDAK ADA
Senin, 13 Agustus 2012
Senin, 23 Juli 2012
Hal-Hal Yang Boleh dan Terlarang Dilakukan Saat Haid
Menurut bahasa, haid berarti sesuatu yang mengalir (سَيْلاً،جَرْيً).
Adapun menurut istilah syar’i, haid adalah darah yang terjadi pada wanita secara alami, bukan karena suatu sebab dan terjadi pada waktu tertentu. Jadi, darah haid adalah darah normal, bukan disebabkan oleh suatu penyakit, luka, gangguan atau proses melahirkan. Darah haid antara wanita yang satu dengan yang lain memiliki perbedaan, misalnya jumlah darah yang keluar, masa dan lama keluar darah haid setiap bulan. Perbedaan tersebut terjadi sesuai kondisi setiap wanita, lingkungan, maupun iklimnya.
Hukum-Hukum Haid
Ketika seorang wanita sedang dalam keadaan haid, ada hal-hal yang terlarang untuk dilakukan:
1. Shalat, baik shalat fardhu maupun shalat sunnah. Wanita haid tidak disyariatkan untuk mengganti shalat fardhu yang tidak dikerjakannya selama masa haid.
2.Puasa, baik puasa fardhu maupun puasa sunnah. Akan tetapi, puasa fardhu (misalnya puasa Ramadhan) wajib diganti (qadha’) di hari lain di luar masa haidnya.
3.Thawaf.
4.Jima’. Suami tidak boleh melakukan jima’ (senggama) dengan istrinya yang sedang haid. Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang artinya,“Hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita pada tempat keluarnya darah (farji), dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka suci.” (Qs. Al-Baqarah:222)
Sedangkan hal-hal yang tetap boleh dilakukan oleh wanita yang sedang haid adalah:
1.Berdiam diri di masjid
Dalam masalah ini terdapat perbedaan yang luas dikalangan ulama (-ed.). tetapi, pendapat yang lebih kuat menurut kami, wanita yang sedang haid tetap boleh berdiam diri di masjid karena suatu kebutuhan (misalnya, mengikuti kajian yang dilangsungkan di masjid). Hal ini didasarkan pada kisah seorang wanita di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bertugas mengurus masjid. Dia membangun tenda di dalam masjid dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengingkari hal tersebut.
2.Membaca Al-Qur’an dan menyentuh mushaf
Sebagian wanita menghentikan sama sekali rutinitasnya membaca Al-Qur’an, padahal tidak ada larangan sama sekali membaca Al-Qur’an bagi wanita haidh. Masalah yang diperselisihkan adalah boleh tidaknya menyentuh mushaf Al-Qur’an (-ed.). Sebagian ulama’ berpendapat bahwa wanita haid tidak boleh menyentuh mushaf Al-Qur’an. Mereka berdalil dengan ayat Al-Qur’an yang artinya,“Dan dia (Al-Qur’an) tidaklah disentuh kecuali oleh al-muthohharuun (orang-orang yang suci).” (Qs. Al-Waaqi’ah: 79)
Hal tersebut tidaklah benar, sebagaimana penjelasan Syaikh Al-Albani bahwa yang dimaksud al-muthohharuun pada ayat tersebut adalah para malaikat. Pendapat lain yang menyatakan bolehnya wanita haid menyentuh mushaf Al-Qur’an, yaitu pendapat Ibnu Hazm.
Meski demikian, sebaiknya jika mau menyentuh mushaf, memilih mushaf yang memuat terjemahnya dalam rangka keluar dari khilaf ulama, karena menurut ulama yang melarang menyentuh mushaf ketika haid, mushaf yang dimaksudkan adalah mushaf asli. Adapun mushaf yang saat ini banyak digunakan oleh kaum muslimin, seperti mushaf yang memuat ayat-ayat Al-Qur’an beserta terjemahannya atau yang memuat ayat-ayat Al-Qur’an beserta keterangan tambahan mengenai kaidah tajwid, bukanlah mushaf yang terlarang untuk disentuh oleh wanita haid.
Wallahu a’lam bishshawab.
_______________________________________________
Sumber:
"Darah Kebisaan Wanita” (terjemah kitab Risalatu Fiid Dimaa' Ath-Thabii'iyah Lin-Nisaa') oleh Syaikh Ibnu 'Utsaimin, penerbit: Darul Haq, Juni 2005
www.muslimah.or.id
Rabu, 16 Mei 2012
Belajar dari Jengis Khan, Raja Mongol
Setelah lelah berperang, Jengis Khan, Raja Mongol yang termasyhur itu memutuskan untuk berburu ke hutan bersama pejabat kerajaannya. Selain membawa anjing pemburu, raja juga membawa burung rajawalinya yang sudah terlatih untuk berburu dan dapat menuntun raja pulang ke istana bila mereka tersesat di tengah hutan.
Saat perjalanan pulang, raja kehausan. Ia menemukan tetesan air bening di bebatuan. Raja kemudian menampung tetesan air itu dalam sebuah gelas, dan ketika ia hendak minum tiba-tiba burung rajawalinya menukik dan memukul tangan raja sehingga air dalam gelas itu tumpah. Beberapa kali hal itu terulang kembali. Hal ini membuat raja marah, maka ketika terakhir kali sang rajawali hendak menumpahkan air yang diminumnya, raja kemudian menebas leher rajawali dengan pedangnya sampai rajawali tergeletak di kakinya dan mati. Rasa haus membuat raja ingin mendaki ke atas lagi untuk mencari sumber air dari bebatuan itu. Ketika sampai di sumber tetesan air itu yaitu sebuah telaga kecil, sang raja terkejut karena ia melihat seekor ular berbisa mati terganga di dalam telaga dengan bisanya yang mencemari air telaga itu. Hati raja sesak mengingat kematian rajawali yang berusaha keras menyelamatkannya. Raja menuruni bukit dan menggendong burung rajawalinya yang sudah mati, hati kecilnya menjerit, "Hari ini aku mendapat pelajaran yang menyedihkan, aku tidak akan melakukan sesuatu apapun jika sedang marah!"
Berapa kali kita masuk kamar dan menyesal karena terburu-buru marah kepada anak, mama, papa, suami, istri atau sahabat kita? Emosi yang tak terkendali dapat menjadi pedang yang tajam dan melukai hati mereka yang kita kasihi. Mari perbaiki diri dengan memiliki penguasaan diri yang tinggi agar tidak menyesal sesudahnya.
http://www.facebook.com/groups/126301264158406/
Jumat, 27 April 2012
Kemunafikan & Putus Asa
- Kemunafikan seseorang adalah sesuatu kenistaan.
- Barangsiapa yang memujimu atas suatu kebaikan yang tidak ada padamu saat dia senang terhadapmu, maka dia akan mencelamu akan suatu keburukan yang tidak ada padamu saat dia membencimu.
- Orang – orang munafik mempunyai tanda – tanda yang dapat dikenali, yaitu: penghormatan mereka adalah kutukan, makanan mereka adalah tuduhan, dan penghasilan mereka adalah korupsi. Mereka mengenal masjid hanya sebagai tempat pelarian, melakukan shalat hanya di akhir waktu. Mereka sombong, tidak mau bergaul dan tidak ikut dalam pergaulan. Provokator di malam hari, namun hiruk pikuk di siang hari.
- Ambillah hikmah kapan saja ia mendatangimu. Sebab, ada kalanya hikmah itu berada di dalam dada seorang munafik, maka ia akan meronta-ronta sehingga ia menjadi tenang setelah ia kembali berada di dalam dada pemiliknya (seorang muslim).
- Ketahuilah bahwa orang yang memujimu atas apa yang tidak ada padamu, sesungguhnya dia juga akan menyampaikannya kepada orang lain selain dirimu, sedangkan pahala dan ganjarannya telah gugur darimu.
- Hati-hatilah terhadap kemunafikan di dalam beragama.
- Aku wasiatkan kalian, wahai hamba-hamba Allah, dengan ketakwaan kepada Allah, dan aku peringatkan kalian akan (bahaya) orang-orang munafik. Sebab, mereka adalah orang-orang yang sesat lagi menyesatkan, dan orang-orang yang tergelincir lagi menggelincirkan. Mereka adalah orang-orang yang berubah-ubah dalam bentuk yang beraneka warna (golongan), dan mereka berbicara tentang banyak hal. Mereka adalah kelompok setan dan anjing-anjing neraka. Mereka itulah golongan setan. Ketahuilah bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi (QS. 58:19).
- Dalam keputusasaan terdapat penyia-nyiaan.
- Janganlah engkau berputus asa jika doamu lambat dikabulkan, karena pemberian sesuai dengan kadar permintaan.
- Keputusasaan lebih tercela daripada kesabaran.
- Kesedihan dan kemarahan adalah dua pemimpin yang menuntut terjadinya suatu kejadian yang berlawanan dengan yang engkau sukai. Akan tetapi, sesuatu yang tidak engakau sukai, jika datangnya dari orang yang “di atasmu” , maka ia akan menyebabkan kesedihan; dan jika ia datangnya dari orang yang “di bawahmu”, maka ia akan menyebabkan kemarahanmu.
- Menampakkan kebutuhan termasuk dari kelemahan semangat.
- Ketidaksabaran ketika ditimpa suatu musibah adalah bagian dari lengkapnya cobaan itu sendiri.
- Jika engkau bersedih atas apa yang terlepas dari tanganmu, maka hendaklah engau bersedih atas apa yang belum sampai kepadamu.
- Orang yang paling jelek keadaannya adalah yang luas pengetahuannya, kuat ambisinya, tetapi kecil kemampuannya.