Jalin Ukhuwah

Jalin Ukhuwah

waKTu sHoLat

Cermin Diri

Dalam riwayat Asakir dari al-Ashma’y disebutkan bahwa Abu Bakar jika dipuji beliau berdo’a “Ya Allah Engkau lebih tahu tentang diriku dan saya lebih tahu dari mereka. Ya Allah berikan kebaikan padaku dari apa yang mereka sangkakan. Ampunilah aku dari apa yang mereka tidak tahu dan jangan azab aku dari apa yang mereka katakan.”

=================================================

Saat kita menanam padi, rumput pun ikut tumbuh. TAPI..saat kita menanam rumput, tidak pernah tumbuh padi. Dalam melakukan kebaikan, kadang-kadang hal yang buruk turut menyertai. Namun, saat melakukan keburukan, tidak ada kebaikan bersamanya. Jangan bosan untuk berbuat baik, meski kadang tidak sempurna. Manusia menjadi sempurna justru karena memiliki Kekurangan disamping kelebihannya & Kelemahan selain kekuatannya…

thiNk aBout...

Menyendiri lebih baik dari pada berkawan dengan yang buruk & teman bergaul yang saleh lebih baik dari pada menyendiri. Berbincang2 yg baik lebih baik dari pada berdiam & berdiam adalah lebih baik dari pada berbicara (mengobrol) yang buruk (HR. Al- Hakim)

===================================================

Sebaik-baik sahabatmu ialah yang selalu memperhatikan kepentinganmu, bukan karena suatu kepentingan yang diharapkan daripadamu untuk dirinya (Al Hikam)

Selasa, 23 Oktober 2012

Etika bertanya & Metode tanya jawab...


ü  Etika bertanya.
Seorang muslim, akan menanyakan sesuatu yang membawa manfaat bagi dunia & akhiratnya. Ia tidak akan menanyakan hal-hal yang tidak mendatangkan manfaat. Bagi orang yang menghadiri sebuah majelis ilmu lalu ia melihat bahwa audiens (orang-orang yang hadir disitu) ingin mengetahui satu hal. Ternyata masalah tersebut belum ada yang menanyakan, maka sepatutnya ia menanyakan meskipun ia sudah mengetahuinya agar orang-orang yang hadir bisa mengambil manfaat dari jawaban yang diberikan.
Orang yang ditanya tentang suatu hal, dan ia tidak mengetahui jawabannya, hendaklah ia mengakui ketidaktahuannya agar tidak terjerumus pada hal-hal yang ia tidak mengetahuinya.

ü  Metode tanya jawab.
Pendidikan modern pun mengakui bahwa metode tanya jawab adalah metode pendidikan yang relatif berhasil, karena memberikan tambahan semangat pada diri pendengar untuk mengetahui jawaban yang akan diberikan. Metode ini sering dipergunakan Rasulullah saw. dalam mendidik generasi Sahabat ra.

Selasa, 16 Oktober 2012



Aku mencintai sahabatku dengan segenap jiwaku,
Sahabat yang baik adalah yang seiring denganku & menjaga nama baikku ketika hidup atau selepas mati.
Kuhulurkan tangan kepada sahabatku untuk berkenalan kerana aku akan merasa senang, semakin ramai sahabat, aku semakin percaya diri, aku slalu berharap mendapat sahabat sejati yang tidak luntur dalam suka atau duka, jika aku dapat..aku ingin setia padanya..(imam syafi'i)


Jumat, 14 September 2012

Baik Sangka


Seorang kawan bertanya dengan nada mengeluh. “Di mana keadilan Allah?”, ujarnya. “Telah lama aku memohon dan meminta padaNya satu hal saja. Kuiringi semua itu dengan segala ketaatan padaNya. Kujauhi segala laranganNya. Kutegakkan yang wajib. Kutekuni yang sunnah. Kutebarkan shadaqah. Aku berdiri di waktu malam. Aku bersujud di kala Dhuha. Aku baca kalamNya. Aku upayakan sepenuh kemampuan mengikut jejak RasulNya. Tapi hingga kini Allah belum mewujudkan harapanku itu. Sama sekali.”

Saya menatap iba. Lalu tertunduk sedih.
“Padahal,” lanjutnya sambil kini berkaca-kaca, “Ada teman lain yang aku tahu ibadahnya berantakan. Wajibnya tak utuh. Sunnahnya tak tersentuh. Akhalaknya kacau. Otaknya kotor. Bicaranya bocor. Tapi begitu dia berkata bahwa dia menginginkan sesuatu, hari berikutnya segalanya telah tersaji. Semua yang dia minta didapatkannya. Di mana keadilan Allah?”

Rasanya saya punya banyak kata-kata untuk menghakiminya. Saya bisa saja mengatakan, “Kamu sombong. Kamu bangga diri dengan ibadahmu. Kamu menganggap hina orang lain. Kamu tertipu oleh kebaikanmu sebagaimana Iblis telah terlen! Jangan heran kalau doamu tidak diijabah. Kesombonganmu telah menghapus segala kebaikan. Nilai dirimu hanya anai-anai beterbangan. Mungkin kawan yang kau rndahkan jauh lebih tinggi kedudukannya di sisi Allah karena dia merahasiakan amal shalihnya!”

Saya bisa mengucapkan itu semua. Atau banyak kalimat kebenaran lainnya.

Tapi saya sadar. Ini ujian dalam dekapan ukhuwah. Maka saya memilih sudut pandang lain yang saya harap lebih bermakna baginya daripada sekedar terinsyafkan tapi sekaligus terluka. Saya khawatir, luka akan bertahan jauh lebih lama daripada kesadarannya.

Maka saya katakan padanya, “Pernahkan engkau didatangi pengamen?”

“Maksudmu?”

“Ya, pengamen,” lanjut saya seiring senyum. “Pernah?”

“iya. Pernah.” Wajahnya serius. Matanya menatap saya lekat-lekat.

“Bayangkan jika pengamen adalah seorang yang berpenampilan seram, bertato, bertindik dan wajahnya garang mengerikan. Nyanyiannya lebih mirip teriakan yang memekakkan telinga. Suaranya kacau, balau, sengau, parau, sumbang dan cempreng. Lagunya malah menyakitkan uluh hati, sama sekali tak dapat dinikmati. Apa yang akan kau lakukan?”

“Segera kuberi uang,” jawabnya, “Agar segera berhenti menyanyi dan cepat-cepat pergi.”

“Lalu bagaimana jika pengamen itu bersuara emas, mirip sempurna dengan Ebiet G. Ade atau Sam Bimbo yang kau suka, menyanyi dengan sopan dan penampilannya rapi lagi wangi; apa yang kau lakukan?”

“Kudengarkan, kunikmati hingga akhir lagu,” dia menjawab sambil memejamkan mata, mungkin membayangkan kemerduan yang dicanduinya itu. “Lalu kuminta dia menyanyikan lagu yang lain lagi. Tambah lagi. Dan lagi.”

Saya tertawa.

Dia tertawa.

“Kau mengerti kan?” tanya saya. “Bisa saja Allah juga berlaku begitu pada kita, para hambaNya. Jika ada manusia yang fasik, keji, munkar, banyak dosa dan dibenciNya berdoa memohon padaNya, mungkin akan Dia firmankan pada malaikat: ‘Cepat berikan apa yang dia minta. Aku muak mendengar ocehannya. Aku benci menyimak suaranya. Aku risi mendengar pintanya!”

“Tapi,” saya melanjutkan sambil memastikan dia mencerna setiap kata, “Bila yang menadahkan tangan adalah hamba yang dicintaiNYa, yang giat beribadah, yang rajin bersedekah, yang menyempurnakan wajib dan menegakkan sunnah; maka mungkin saja Allah akan berfirman pada malaikatNya: ‘Tunggu! Tunda dulu apa yang menjadi hajatnya. Sunggu Aku bahagia bila diminta. Dan biarlah hambaKu ini terus meminta, terus berdoa, terus menghiba. Aku menyukai doa-doanya. Aku menyukai kata-kata dan tangis isaknya. Aku menykai khusyu’ dan tunduknya. Aku menyukai puja dan puji yang dilantunkannya. Aku tak ingin dia menjauh dariKU setelah mendapat apa yang dia pinta. Aku mencintaiNya.”

“oh ya?” matanya berbinar. “Betul demikiankah yang terjadi padaku?”

“Hmm..pastinya aku tak tahu,” jawab saya sambil tersenyum. Dia agak terkejut. Segera saya sambung sambil menepuk pundaknya, “Aku hanya ingin kau berbaik sangka.”

Dan dia tersenyum. Alhamdulillah.


-DDU-

Kamis, 13 September 2012

Yang Manakah Engkau


Yang aku tahu
Ada dua jenis manusia di bumi ini
Hanya ada dua, sungguh, tak lebih

Bukan pendosa dan orang suci, karena lazimnya
Sulit mencari kebajikan yang murni, ataupun
Kejahatan yang sama sekali tak berbelas kasih

Bukan yang kaya dan miskin, sebab
Untuk membedakan keduanya kita harus tahu
Kelimpahan nurani dan kesehatannya

Bukan yang rendah hati dan si sombong diri
Karena sepanjang kehidupan, siapapun yang sombong
Takkan lagi dianggap sebagai manusia

Bukan yang bahagia dan yang bersedih hati
Karena tahun-tahun yang lewat, membawakan tawa
Silih berganti dengan duka bagi tiap manusia

Tidak,
Dua macam manusia yang kita bicarakan adalah
Mereka yang mengangkat dan mereka yang membebani
Dengan kedua jenis ini kita berjumpa, ke manapun kita pergi
Kita bahkan merasa, akan hanya ada seorang pengangkat
Untuk tiap duapuluh orang yang membebani

Termasuk yang manakah engkau
Apakah kau meringankan beban, bagi para pengangkat yang lemah
Ataukah engkau seorang penyandar, yang mana sesama kau biarkan
Ikut merasakan tanggungan, kekahawatiran, dan maslahmu
Atau bahkan engkaukah yang membawakan segala duka dan derita
Untuk memberati pundak-pundak mereka

                     Ella Wheeler Wilcox

Instrument...