Jalin Ukhuwah

Jalin Ukhuwah

waKTu sHoLat

Cermin Diri

Dalam riwayat Asakir dari al-Ashma’y disebutkan bahwa Abu Bakar jika dipuji beliau berdo’a “Ya Allah Engkau lebih tahu tentang diriku dan saya lebih tahu dari mereka. Ya Allah berikan kebaikan padaku dari apa yang mereka sangkakan. Ampunilah aku dari apa yang mereka tidak tahu dan jangan azab aku dari apa yang mereka katakan.”

=================================================

Saat kita menanam padi, rumput pun ikut tumbuh. TAPI..saat kita menanam rumput, tidak pernah tumbuh padi. Dalam melakukan kebaikan, kadang-kadang hal yang buruk turut menyertai. Namun, saat melakukan keburukan, tidak ada kebaikan bersamanya. Jangan bosan untuk berbuat baik, meski kadang tidak sempurna. Manusia menjadi sempurna justru karena memiliki Kekurangan disamping kelebihannya & Kelemahan selain kekuatannya…

thiNk aBout...

Menyendiri lebih baik dari pada berkawan dengan yang buruk & teman bergaul yang saleh lebih baik dari pada menyendiri. Berbincang2 yg baik lebih baik dari pada berdiam & berdiam adalah lebih baik dari pada berbicara (mengobrol) yang buruk (HR. Al- Hakim)

===================================================

Sebaik-baik sahabatmu ialah yang selalu memperhatikan kepentinganmu, bukan karena suatu kepentingan yang diharapkan daripadamu untuk dirinya (Al Hikam)

Sabtu, 17 Desember 2011

Gadis Cerdas - Gadis Impian


B I S M I L L A H . . .

ADA SEORANG pemuda Arab yang tampan, shalih, dan sangat cerdas. Dia ingin menikah dengan seorang gadis shalihah dan cerdas seperti dirinya. Maka, mulailah dia mengembara dari satu kabilah ke kabilah lain, untuk mencari gadis impiannya.

Suatu ketika, dia berjalan menuju kabilah di Yaman. Di tengah perjalanan, dia berjumpa dengan seorang lelaki. Akhirnya, dia berjalan bersama leleki itu.
Pemuda itu menyapa, “Hai Tuan, apakah kau bisa membawaku dan aku membawamu?”
Spontan lelaki itu menjawab, “Hai bodoh, kau ini bagaimana? Aku menunggang kuda kau juga menunggang kuda. Bagaimana kita bisa saling membawa?”
Pemuda itu diam saja mendengar jawaban lelaki itu.

Kemudian keduanya melanjutkan perjalanan. Lalu, mereka melewati sebuah kampung. Kampung itu yang dikelilingi oleh kebun yang sudah tiba masa panennya.
Pemuda itu bertanya, “Menurutmu, buah-buahan itu sudah dimakan oleh pemiliknya, atau belum ya?”
Seketika, lelaki itu menjawab, “Pertanyaan itu aneh sekali! Kamu sendiri melihat dengan mata kepalamu, buah-buahan itu masih ada di pohonnya dan belum di panen, kok kamu bertanya, apakah buah-buahan itu sudah di makan oleh pemiliknya atau belum?”
Pemuda itu hanya diam dan tidak menjawab perkataan lelaki itu.
Kemudian, keduanya melanjutkan perjalanan. Baru sebentar berjalan, mereka bertemu dengan orang-orang yang sedang mengiring jenazah.

Pemuda itu berkata, “Menurutmu yang diiring dalam keranda itu masih hidup atau sudah mati, ya?”
Lelaki itu menjawab, “Aku semakin tidak paham denganmu. Aku tidak pernah menemukan pemuda yang lebih bodoh darimu. Ya, jelas! Jenazah itu akan dibawa untuk dikuburkan. Tentu dia sudah mati.”
Pemuda itu kembali diam dan tidak menjawab sepatah kata pun atas komentar lelaki itu. Akhirnya, keduanya sampai di rumah lelaki itu. Dia mengajak pemuda itu menginap di rumahnya. Dia merasa kasihan, sebab pemuda itu terlihat sudah sangat letih.

Lelaki itu memiliki seorang anak gadis yang sangat cantik. Begitu tahu ada seorang tamu menginap, anak gadisnya bertanya, “Ayah siapa dia?”. “Dia itu pemuda yang paling bodoh yang pernah aku temukan,”jawab ayahnya. Anak gadis itu malah penasaran. Dia mengejar dengan pertanyaan berikutnya, “Bodoh bagaimana?”
Ayahnya langsung menceritakan awal pertemuannya dengan pemuda itu dan segala perkataan serta pertanyaannya.

Mendengar cerita ayahnya, anak gadis itu berkata,”Ayah ini bagaimana? Dia itu tidak bodoh. Justru dia sangat cerdas dan pandai. Kata-katanya mengandung makna tersirat.

Ketika dia mengatakan, ’Apakah kau bisa membawaku dan aku membawamu?’, sebenarnya maksudnya adalah, ’Apakah kita bisa saling berbincang-bincang sehingga bisa membawa kita pada suasana yang lebih akrab?’

Ketika dia mengatakan,’ Buah-buahan itu sudah dimakan oleh pemiliknya atau belum?’ Ia memaksudkan, ’Apakah pemiliknya sudah menjualnya ketika sebelum di panen, atau belum?’ Sebab, jika telah menjualnya, pemiliknya tentu menerima uangnya dan membelanjakannya untuk makan dia dan keluarganya.

Kemudian, ketika dia bertanya,’Apakah jenazah di dalam keranda itu masih hidup atau sudah mati?’ Maksudnya,’Apakah jenazah itu memiliki anak yang bisa melanjutkan perjuangannya atau tidak?’

Setelah mendengar apa yang dikatakan putrinya, lelaki itu keluar menemui pemuda itu. Dia meminta maaf atas perkataannya yang membodoh-bodohkan pemuda itu. Keduanya berbincang-bincang.

Lalu dia menjelaskan seperti yang dikatakan putrinya.

Mendengar itu, sang pemuda bertanya, “Saya yakin itu bukan lahir dari pikiranmu sendiri dan bukan perkataanmu, demi Allah, katakanlah padaku siapa yang mengatakannya?”

Yang mengatakan hal itu adalah putriku, “jawab lelaki itu.

Spontan pemuda itu berkata, “Apakah kau mau menikahkan aku dengan putrimu?”

“Ya.”

Begitulah, setelah melalui pengembaraan panjang, akhirnya pemuda itu menemukan pandamping hidup yang dia impikan.

Sumber: Ketika Cinta berbuah Surga

Salam ► Asiyah Muthmainnah ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instrument...