Jalin Ukhuwah

Jalin Ukhuwah

waKTu sHoLat

Cermin Diri

Dalam riwayat Asakir dari al-Ashma’y disebutkan bahwa Abu Bakar jika dipuji beliau berdo’a “Ya Allah Engkau lebih tahu tentang diriku dan saya lebih tahu dari mereka. Ya Allah berikan kebaikan padaku dari apa yang mereka sangkakan. Ampunilah aku dari apa yang mereka tidak tahu dan jangan azab aku dari apa yang mereka katakan.”

=================================================

Saat kita menanam padi, rumput pun ikut tumbuh. TAPI..saat kita menanam rumput, tidak pernah tumbuh padi. Dalam melakukan kebaikan, kadang-kadang hal yang buruk turut menyertai. Namun, saat melakukan keburukan, tidak ada kebaikan bersamanya. Jangan bosan untuk berbuat baik, meski kadang tidak sempurna. Manusia menjadi sempurna justru karena memiliki Kekurangan disamping kelebihannya & Kelemahan selain kekuatannya…

thiNk aBout...

Menyendiri lebih baik dari pada berkawan dengan yang buruk & teman bergaul yang saleh lebih baik dari pada menyendiri. Berbincang2 yg baik lebih baik dari pada berdiam & berdiam adalah lebih baik dari pada berbicara (mengobrol) yang buruk (HR. Al- Hakim)

===================================================

Sebaik-baik sahabatmu ialah yang selalu memperhatikan kepentinganmu, bukan karena suatu kepentingan yang diharapkan daripadamu untuk dirinya (Al Hikam)

Senin, 18 Juli 2011

Memories Juli 2011 *16 (Mengumpulkan kembali pecahan kaca 1)



Kisah pagiku dimulai ketika ayah memintaku untuk membantu beliau mengcat rumah, tapi aku menolak karena sabtu ketika jatah kantor libur ku manfaatkan untuk kajian, (Alhamdulillah mama membela hehehe..), maaf ya ayah.

Kisah disiang hari, mama menyusul ketempat ku kajian untuk pergi ke sekolah adek. Ya ada pertemuan wali murid di awal tahun ajaran baru. Diperjalanan tidak seperti biasanya macet disana sini. Entah para manusia itu keluar dari mana sehingga membuat jalan-jalan penuh (argghhh…entah sampai kapan kemacetan ini berlangsung).

Menjelang sorepun aku masih di sekolah adek menunggu mama yang antusias mengikuti penjelasan dari pihak sekolah, dan akhirnya aku lelah dan terkapar di masjid (yaaa…bukan hanyak capek menunggu, tapi memang seharian ini ku belum istirahat, maklum saja ketika ku libur maka waktu ku untuk berbenah rumah dan mama paham ku memilih istirahat di masjid ketimbang menemani beliau). Sepuluh menit menjelang ashar ku terbangun dan ke asrama putri untuk berwudhu dan kembali ke masjid menunaikan sholat ashar.

Ada yang menarik ketika ku menunggu mama untuk sholat ashar. Di taman ku menunggu ada gadis ya ku tebak pasti dia santri baru untuk mondok di pesantren ini (jelas ku tau karena masih terlihat mata sembab karena menangis ^^V) ku tahu gadis ini pasti akan kangen dan memikirkan apa yang akan terjadi kalo ku jauh dari rumah hehehe…

Tak berapa lama bersama gadis itu si ibu gadis kecil ini datang dan menghampiriku dan kamipun berkenalan. Ibu ini bercerita bahwa tiga anaknya dia masukan kepesantren (wawww..keren juga), anak bungsunya (si gadis kecil ini) akan mengikuti jejak dua kakaknya (cowok dua-duanya). Sepertinya ibu ini memang sudah mempersiapkan ke tiga anaknya ini untuk mandiri dengan jalan menyekolahnya dipesantren. Bisa kutarik kesimpulan bapak ibu ini kompak dalam mendidik anak-anaknya. Salah satu anaknya adalah kakak kelas adikku dan baru kutahu anak ini pemenang lomba bahasa arab di sekolahnya. Andai adekku bisa seserius itu untuk belajar hhfffhhh…karna ku tahu sebenarnya adikku itu pintar dan wali kelasnya mengakuinya tapi hawa untuk bermain lebih mendominasi pikiran adikku, entah apa yang harus kuperbuat.

Ketika sampai dirumah (pertengahan waktu maghrib, karena harus meneduh dikarenakan ditemani hujan diperjalanan), bau cat baru masih tercium, ternyata ayah sudah hampir selesai.

Banyak diskusi yang terjadi setelah maghrib tertunaikan, ayah dan mama beserta adikku. Dan mencapai keputusan untuk terus bersabar menghadapi adikku. Ya sebesar apapun kekecewaan yang dirasakan, adikku tetaplah amanah yang harus kujaga. Karena dia satu-satunya saudara kandungku.

Rekam jejak sabtu itu sengaja ku buat karena sayang untuk dilewati diriku, banyak yang harus kurubah atas sikapku terhadap adikku semata wayang itu. Diskusi panjang untuk menetapkan masa depan, menumbuhkan kembali kepercayaan mama untuk mempunyai impian akan anaknya, memberi kepercayaan ke ayahku klo harapan itu selalu ada untuk tiap hambaNYa yang yakin akan pertolongan Allah dan membuatku untuk terus mengukir harapanku dan yakin bahwasanya Allah tau kapan harapanku itu di berikan.


Merenung di riuh suara print kantor dan deringan telepon para member..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instrument...