Jalin Ukhuwah

Jalin Ukhuwah

waKTu sHoLat

Cermin Diri

Dalam riwayat Asakir dari al-Ashma’y disebutkan bahwa Abu Bakar jika dipuji beliau berdo’a “Ya Allah Engkau lebih tahu tentang diriku dan saya lebih tahu dari mereka. Ya Allah berikan kebaikan padaku dari apa yang mereka sangkakan. Ampunilah aku dari apa yang mereka tidak tahu dan jangan azab aku dari apa yang mereka katakan.”

=================================================

Saat kita menanam padi, rumput pun ikut tumbuh. TAPI..saat kita menanam rumput, tidak pernah tumbuh padi. Dalam melakukan kebaikan, kadang-kadang hal yang buruk turut menyertai. Namun, saat melakukan keburukan, tidak ada kebaikan bersamanya. Jangan bosan untuk berbuat baik, meski kadang tidak sempurna. Manusia menjadi sempurna justru karena memiliki Kekurangan disamping kelebihannya & Kelemahan selain kekuatannya…

thiNk aBout...

Menyendiri lebih baik dari pada berkawan dengan yang buruk & teman bergaul yang saleh lebih baik dari pada menyendiri. Berbincang2 yg baik lebih baik dari pada berdiam & berdiam adalah lebih baik dari pada berbicara (mengobrol) yang buruk (HR. Al- Hakim)

===================================================

Sebaik-baik sahabatmu ialah yang selalu memperhatikan kepentinganmu, bukan karena suatu kepentingan yang diharapkan daripadamu untuk dirinya (Al Hikam)

Rabu, 20 Juli 2011

Mencari-cari Alasan, Kita dan Mereka


Saat liqo:
“Liqo sudah mulai ini, antum dmana?” kali ini sms: maaf umi, saya masih kecapean pulang kerja, izin dulu”
Capek, bisakah jadi alasan???
“ukh, katanya antum kemarin g dating saat rapat ba’da dzuhur? Katanya Cuma DPC kita yg ga ada wakilnya. Afwan ukh, kemarin itu hujan deras, makanya saya enggak bisa datang. Hujan deras? Bukannya antum punya paying? Antum pernah ngga liat saya ngga datang karena hujan. Bukankah rumah saya lebih jauh dari antum?” tak ada tanggapan. Hujan akankah jadi penghalang???


Soal alasan, kita memang suka mencari-carinya. Apalagi kalau Murobbiyah atau Pembina mudah ngasih izin dan dari pengalaman tak pernah ada masalah dengan izin tak ada iqab atau amarah dari atas.
Kitapun menikmati ‘izin’ yg diberikannya. Tetapi, apakah dihadapan Allah masalahnya juga ‘selesai’??
Dalam masalah2 da’wah & akhirat orang2 beriman tidak semestinya banyak minta izin, para pendahulu kita selalu bersedia memenuhi panggilan mereka tidak minta izin.


“Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertaqwa” (QS 9:4)


Satu kali, datanglah sekumpulan orang islam minta izin kepada Rasulullah untuk tidak ikut dalam perang tabuk dan Rasulullah mengizinkannya maka turunlah firman Allah:
“Semoga Allah memaafkanmu. Mengapa kamu memberi izin kepada mereka (untuk tidak pergi berperang), sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar (dalam keuzurannya) dan sebelum kamu ketahui orang-orang yang berdusta?” QS 9:43


Waspadalah ada kalanya karena dari awal azzam kita kurang kuat, niat kita kurang bulat, Allah tidak ridho dengan itu dan dijadikanlah kita golongan yang tertinggal.


“Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka dan dikatakan kepada mereka: “Tinggalah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu.” QS 9:46



Yang ini ayatnya lebih berat
“Orang-orang yang di tinggalkan (tidak ikut perang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka dibelakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa meraka pada jalan Allah dan mereka berkata: “Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini.” Katakanlah: “Api neraka jahannam itu lebih sangat panas(nya)” jika mereka mengetahui. QS 9:81


Jikapun harus izin tetapi apakah selamanya kita dilarang minta izin? Tidak juga. Jikapun kita minta izin karena uzur, beritahukanlah kepada yang berwenang, dengan cara yang melegakan si penerima kabar.

  1. Sampaikan sebelum acara
  2. Kemukakan mengapa anda ‘layak’ tidak hadir
  3. Berikan aleternatif lain
  4. Lihatlah perasaan kita, apa kita nyaman dan menikmati ketidakhadiran ini?


“maaf umi, saya tidak bisa hadir, capek”. “afwan, ada urusan keluarga, izin”
“saya lagi lemah iman, saya mundur dari kepanitiaan”
SMS2 seperti diatas, bukan melegakan tapi bisa mendatangkan zhan:
Secapek apa sih?? Sepenting apa sih?? Selemah apa sih??


Seorang pemuda menemui Rasulullah “ya Nabi, saya ingin berjihad, tapi ibu saya sakit keras, mana yang harus saya dahulukan?”
“ya Nabi, saya ingin ikut perang, tapi saya tidak punya bekal, berilah saya bekal” Abdullah bin Mughfil


Berkaca dari hal tersebut jadi kalaupun minta izin, sms lah yang lengkap
“umi, saya sakit, sudah 2 hari tidak masuk kerja, apa diizinkan?” tidak ada alasan kecuali si penerima sms akan mengizinkan.
“umi, ibu saya meminta saya pulang, katanya penting, apa boleh jika saya tdk hadir?”
“ustadz, saya harus jaga anak2, umminya sakit, bagaimana klo liqo dipindah kerumah saya saja?”
“ustadz, saya harus lembur kerja mendadak, tidak bisa hadir, iqab apa yang perlu saya tunaikan untuk ini?”


Seorang ksatria selalu punya alasan layak untuk disampaikan.


Ikhwah fillah, teganya dirimu
Sementara ikhwah yg lain sibuk mencari binaan
Sementara ikhwah yg lain sibuk memburu calon-calon kader baru
Sementara ikhwah yg lain sibuk memburu calon-calon mujahid da’wah baru
Mengapa kita duduk di rumah ‘uncang-uncang’ kaki sambil nonton tv?
Mengapa kita duduk di kantor dan pulang ke rumah tanpa ‘mampir’ ke liqo?
Mengapa kita memburu ‘rupiah’ kesana kemari?
Mengapa kita sibuk dng urusan rumah lalu merintih minta dikasihani, “syagholatna, amwaluna wa ahluuna fastaghfirlanaa…” (Harta dan keluargaku telah menahanku, mohon ampunkanlah untukku)


Semoga Allah mencatat kita termasuk dalam kafilah yang ikut berangkat serta.
Wallahu a’alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instrument...